REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Teroris itu bukan musuhnya Densus 88 atau Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), tapi seluruh elemen bangsa Indonesia. Untuk itu, masalah terorisme tak bisa diserahkan kedua pihak dimaksud. Hal itu diungkap Kepala BNPT, Ansyaad Mbai, di Jakarta, Senin (15/7), menyikapi opini masyarakat terkait masalah terorisme.
"Tujuan terorisme bukanlah menyerang satu atau dua pihak. Namun, merombak Pancasila dan mengganti konstitusi. Seluruh elemen bangsa harus bersatu memerangi teroris. Bukan tugas densus sendiri. Jangan dilihat dengan kacamata sempit. Ini kelemahan kita," jelas Mbai di Jakarta, Senin (15/7).
Menurut Ansyaad, semua pihak harus memberi pesan yang sangat jelas pada teroris. Bahwa teroris itu melawan seluruh bangsa ini. Yang pasti ancaman teroris masih ada. Namun jangan dihadapi dengan panik. "Tetap waspada saja," kata dia.
Ia mengatakan ancaman itu nyata. Tidak ada rancangan atau pesanan pihak tertentu. Inilah yang harus dipahami masyakarat juga. Persoalan teroris ini tidak bisa diselesaikan dengan hanya nasihat saja.
Menurutnya, perlu ada tindakan pencegahan. "Ketika anda merasakan situasi telah aman, maka mereka (terorisme) akan bergerak. Masalahnya, mereka ini tidak begitu saja mudah dinasihati," kata dia.