Senin 15 Jul 2013 15:05 WIB

Daging Sapi Tembus Rp 110 Ribu per Kilogram

Rep: Lilis Handayani/ Red: Karta Raharja Ucu
  Pedagang daging melayani pembeli daging sapi di Pasar Tebet, Jakarta Selatan, Senin (4/2).   (Republika/Wihdan Hidayat)
Pedagang daging melayani pembeli daging sapi di Pasar Tebet, Jakarta Selatan, Senin (4/2). (Republika/Wihdan Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Kenaikan harga daging sapi di pasar tradisional di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, makin tak terkendali. Para pedagang mengaku sulit mendapatkan pasokan daging sapi.

Berdasarkan pantauan ROL di Pasar Baru Indramayu dan Pasar Jatibarang, Senin (15/7), harga daging sapi saat ini berkisar antara Rp 108 ribu sampai Rp 110 ribu per kg. Padahal, dua hari sebelumnya harga daging sapi masih Rp 90 ribu per kg. "Ya naiknya cepat sekali," ujar seorang pedagang daging sapi di Pasar Baru Indramayu, Toha.

Toha menyebut, kenaikan harga tersebut karena sulitnya mendapat pasokan daging sapi. Selama ini, dia mendapat pasokan daging dari para peternak sapi di Pati, Jawa Tengah.

Hal senada diungkapkan pedagang daging sapi lainnya, Darwajin. Ia mengaku biasanya mendapat pasokan daging sapi sebanyak dua ekor per hari. Namun saat ini, pasokan yang diperolehnya hanya satu ekor per hari.

Darwajin berharap, pemerintah segera mengambil tindakan untuk menurunkan harga daging sapi. Sebab, tingginya harga daging sapi akan berpengaruh terhadap omset penjualan para pedagang. "Pembeli jadi ogah beli daging kalau harganya mahal," tutur Darwajin.

Ditemui terpisah, seorang pedagang masakan di Kelurahan Margadadi, Kecamatan Indramayu, Wati, mengaku sudah tidak mampu membeli daging sapi. Padahal, biasanya dia selalu membeli daging sapi untuk bahan baku masakan rolade yang dibuatnya.

"Akhirnya saya ganti daging sapi dengan sosis yang harganya jauh lebih murah," aku Wati.

Wati mengaku penggantian daging sapi dengan sosis membuat rasa rolade buatannya menjadi kurang enak. Namun, hal itu terpaksa dilakukannya untuk menghindari kerugian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement