REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mempersilakan elemen guru yang hendak melakukan somasi terkait penerapan kurikulum 2013. Menurutnya, kurikulum 2013 yang akan diterapkan mulai Senin (15/7) besok merupakan kurikulum yang tepat digunakan.
"Kalau ada yang bawa ke MA ya silahkan, apa saja silahkan. Malah menurut saya, dari pada energinya untuk itu mendingan untuk melatih guru," kata Nuh kepada Republika usai memantau pendistribusian buku berkurikulum 2013 di Yogyakarta, Ahad (14/7).
Nuh mengatakan kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang tepat lantaran isi materi buku telah dinilai terlebih dahulu oleh pemerintah. Sehingga tidak ada materi yang tidak tepat diberikan pada siswa SD, SMP, SMA, dan SMK.
Selain itu, dengan diterapkannya kurikulum ini dapat membantu meringankan beban para orang tua siswa untuk membeli buku pelajaran. Lantaran, pemerintah akan memberikan dan meminjamkan buku berkurikulum 2013 kepada siswa tiap tahunnya.
"Guru ini sudah mengajar, dia tidak dikasih pelatihan tidak pernah protes. Dia mengajar setiap hari juga tidak apa-apa. Ini juga begitu, jauh lebih bagus. Bukunya sudah disiapkan, justru kalau tidak menyiapkan buku, dia yang protes, karena disuruh ngajar tapi tidak dikasih buku," ujar Nuh.
Meskipun isi materi buku pelajaran telah dibuat oleh pemerintah, namun guru tetap dapat menggunakan kreativitasnya dalam bentuk kegiatan lain. "Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain. Justru kita dorong," kata Nuh.
Sebelumnya, elemen guru yang tergabung dalam Federasi Serikat Guru Indonesia dan Federasi Guru Independen Indonesia berencana untuk melayangkan somasi kepada Kemendikbud.
Somasi tersebut akan dilakukan terkait penerapan kurikulum 2013. Mereka menuntut agar penerapan kurikulum ditunda hingga dinilai telah siap.