REPUBLIKA.CO.ID, WATES -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo menambah pasokan gas elpiji 3 kilogram bagi masyarakat, khususnya Bulan Ramadhan dan Idul Fitri 1434 H. Kenaikan setiap hari antara 10-15 persen.
"Pasokan Bulan Juli ini sebanyak 221.560 tabung, bulan sebelumnya hanya 191.056 tabung atau naik 20.504 tabung," kata Kabid Geologi dan Energi Diperindag dan ESDM Kulonprogo Taufik Hidayat di Wates, Jumat (12/7).
Dijelaskan Taufik, permintaan gas di Bulan Ramadan dan menjelang Lebaran ini mengalami peningkatan. Ia mengkhawatirkan jika pasokan tidak ditambah akan terjadi kelangkaan gas dan ada kenaikan harga.
Selain meminta kenaikan pasokan, Taufik juga meminta Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBBE) dan terminal elpiji yang ada di Kulonprogo tetap buka pada hari libur Lebaran dan menambah waktu pelayanan khususnya di awal Ramadhan hingga hari H-Lebaran.
"Untuk memantau kelancaran pendistribusian elpiji dari SPBBE hingga pengecer Satgas akan mulai bertugas mulai awal Ramadhan sampai H+10 Idul Fitri," katanya.
Di Kulonprogo ada tiga agen, masing-masing yang mendapatkan PT Putra Pertama Jaya yang memproduksi sekitar 59.320 tabung per bulan, CV Achmad Zein Kadir 55.000 tabung, dan PT Kerja Patra Mandiri 61.010 tabung per bulan.
Sedang harga jual gas elpiji 3 kg di pasaran dijual Rp 18-20 ribu. Padahal HET-nya yang berlaku masih Rp 12.750. "Menurut informasi yang kami terima, banyak elpiji dijual ke luar Kulonprogo, karena harga lebih tinggi. Ini yang menyebabkan, harga elpiji naik dan kelangkaan elpiji," katanya.
Ditambahkan Taufik, Hiswana memang minta kenaikan HET seiring dengan kenaikan BBM. Dan itu sudah diusulkan Ke Pemda DIY. "Masalahnya kan HET resmi dari Pusat, Permen dan Perpres nya belum diubah, sehingga kalau DIY mau menaikkan HET maka harus ada payung hukumnya. Namun belum diputuskan, harga sudah keburu naik duluan," ujar Taufik.