Rabu 10 Jul 2013 22:29 WIB

Pemerintah Dinilai Tak Becus Atasi Hama

Rep: Ita Nina Winarsih / Red: Djibril Muhammad
Seorang petani menyemprotkan pestisida pada tanaman padi di areal sawah.
Foto: Antara
Seorang petani menyemprotkan pestisida pada tanaman padi di areal sawah.

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Kerukunan tani nelayan andalan (KTNA) Karawang, menilai pemerintah tak punya gigi dalam mengatasi persoalan hama. Terutama hama penggerek batang padi, yang saat ini sering meresahkan petani. Akibat serangan hama tersebut, petani selalu mengalami kerugian yang cukup besar.

Seketaris KTNA Karawang, Ijam Sujana, mengatakan, sejak lima tahun terakhir, serangan hama penggerek batang padi semakin mengganas. Bahkan, Karawang dan Bekasi merupakan wilayah endemis hama tersebut.

Akan tetapi, selama itu pula tak ada solusi untuk mengatasi serangan hama. Termasuk dari pemerintah, yang dinilai diam saja atas masalah tersebut. "Padahal, kami dituntut untuk terus meningkatkan hasil produksi," ujar Ijam, kepada Republika, Rabu (10/7).

Berdasarkan catatan KTNA, dari luasan sawah 97 ribu hektare, sekitar 30 persennya terserang hama penggerek batang. Bahkan, 900 hektare di antaranya mengalami puso. Kondisi ini, tentu saja sudah sangat parah. Namun, sampai saat ini pemerintah diam saja atas kondisi itu.

Dengan kata lain, di lapangan petani berjuang sendiri untuk mengatasi hama itu. Padahal, kemampuan petani sangat terbatas. Apalagi, jika harus memutus mata rantai siklus hama tersebut.

Menurut dia, serangan hama ini sangat intensif terjadi saat musim rendeng. Namun, musim gadu pertama ini petani sudah mewaspadai. Sebab, di musim kemarau ini masih ada curah hujan. "Bila masih ada hujan, potensi munculnya hama sangat tinggi," katanya menjelaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement