REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan EE Mangindaan memastikan pemerintah tidak akan menaikkan tarif Kereta Rel Listrik (KRL) hingga tahun 2014 meskipun harga BBM bersubsidi telah dinaikkan.
Menurutnya, keputusan itu diambil karena PT Kereta Api Indonesia sudah mendapatkan dana subsidi dalam bentuk pelayanan kepada publik (PSO) sebesar Rp 704,7 miliar.
"KAI sudah mendapatkan dana PSO Rp 704,7 miliar pada APBN-P 2013. Dana itu digunakan selain untuk pengembangan infrastruktur dan layanan, juga agar tarif KRL tidak dinaikkan," kata Mangindaan, usai Rapat Koordinasi Persiapan Menghadapi Hari Besar Keagamaan, di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Rabu (10/7).
Menurut Mangindaan, pencairan dana PSO untuk KAI sudah mendapat persetujuan dari Komisi V DPR-RI. "Jadi tidak akan ada kenaikan tarif KRL. Sedangkan kereta jarak jauh subsidi hingga Rp 4.000 per orang per kilometer," ujar Mangindaan.
Sebelumnya, Direktur Utama PT KAI Ignatius Jonan mengatakan, adanya subsidi tersebut semua KRL akan dipasangi pendingin ruangan, sedangkan kereta ekonomi jarak sedang dan jauh yang sudah dipasangi pendingin ruangan sederhana, akan diperbaiki secara bertahap.
"Pencairan dana PSO untuk KRL ekonomi merupakan lompatan besar dalam meningkatkan layanan transportasi publik," kata Jonan.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Tundjung Inderawan mengatakan tujuan pemberian subsidi adalah membantu penumpang kereta yang mempunyai daya beli terbatas.
Realisasinya, pada 1 Juli 2013, KAI menurunkan tarif KRL Commuter Line di Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) sekitar 50 persen dari tarif sebelumnya.