REPUBLIKA.CO.ID,PAMEKASAN -- Plafon masjid jamik As-Syuhada Pamekasan, Pulau Madura, Jawa Timur, runtuh sekitar pukul 19.30 WIB saat para jamaah di masjid itu sedang menjalankan shalat tarawih.
Akibat kejadian itu, jamaah shalat tarawih panik dan sebagian berlarian ke luar masjid. Mereka khawatir terjadi bencana alam, karena bunyi plafon yang runtuh berhamburan itu terdengar sangat keras. "Plafon masjid Jamik itu runtuh saat jamaah menjalankan rakaat terakhir shalat tarawih," kata salah satu jamaah shalat tarawih di masjid itu, Hendra Aminullah.
Warga Jalan Brawijaya yang juga reporter salah satu radio swasta di Pamekasan itu menuturkan, plafon masjid jamik itu runtuh di bagian utara pada bagian depan atap lantai atas masjid. Reruntuhan plafon mengenai kanopi tempat wudu pria sehingga terdengar suara sangat keras layaknya sebuah ledakan.
Hendra menuturkan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, hanya sebagian jamaah, terutama yang shalat tarawih di bagian beranda utara masjid, sempat panik. Beberapa anak yang juga shalat tarawih sempat berteriak histeris. Masjid Jamik As-Syuhada Pamekasan ini merupakan masjid terbesar di daerah setempat dan merupakan masjid yang menjadi acuan semua umat Islam di wilayah itu dalam menentukan waktu berbuka dan imsak saat Ramadhan.
Masjid itu diperkiraan mampu menampung sekitar 5.000 orang dan biasanya menjadi tempat shalat jajaran Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Pemkab Pamekasan saat hari raya Idulfitri dan Idul Adha. Masjid Agung As-Syuhada itu dibangun pada tahun 1530 Masehi oleh raja Islam pertama dan direnovasi kembali pada tahun 1998 saat kepemimpinan Bupati Pamekasan Dwiatmo Hadiyanto.