Selasa 09 Jul 2013 14:57 WIB

KPU Akan Putuskan Pencalonan Khofifah

Rep: Andi Ikhbal/ Red: Dewi Mardiani
Khofifah Indar Parawansa
Foto: antaranews.com
Khofifah Indar Parawansa

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur (Jatim) menyerahkan keputusan pencalonan Khofifah Indar Parawansa – Herman Sumawiredja dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim 2013 ke KPU. Nantinya akan ada jawaban tertulis yang akan menjadi rekomendasi dalam meloloskan atau tidaknya pasangan tersebut.

Komisioner Teknis Data dan Penyelenggara Pemilu KPU Jatim, Agus Mahfud Fauzi, mengatakan tanggapan itu akan diterima antara 8 – 14 Juli. “Kalau memang KPU memastikan lolos, maka kami ikuti tanpa adanya pertimbangan ulang,” kata Agus pada Republika, Selasa (9/7).

Dia mengatakan, apapun yang menjadi rekomendasi KPU akan langsung diterapkannya. Termaksud, kata Agus, bila hasil surat tersebut menyatakan agar pihaknya kembali mengkaji ulang keputusan berdasarkan undang-undang.

Agus menambahkan, dia berharap keputusan pusat sudah bulat dalam memastikan kelolosan pasangan tersebut. Karena, besar kemungkinan, dia menambahkan, nantinya KPU Jatim akan melangsungkan pengambilan suara, bila belum juga ada jalan keluar. “Tapi kita tunggulah nanti bagaimana keputusan KPU pusat,” ujarnya.

Pengamat politik Universitas Airlangga Surabaya, Airlangga Pribadi, mengatakan untuk mengambil keputusan itu, KPU Jatim harus mengacu pada fakta hukum yang berlaku. Artinya, kapasitas ketua umum sebagai mandataris partai yang dipilih melalui kongres forum tertinggi.

Dia menilai, posisi tersebut tentunya bisa menjadi representasi partai dalam mengambil keputusan. Menurutnya, jangan sampai KPU terjebak pada masalah politis terkait sah atau tidaknya rekomendasi sekjen atau wasekjen. “Karena posisi tersebut diangkat oleh ketua umum,” kata Airlangga

Dia juga mengapresiasi langkah KPU Jatim yang meminta masukan pada KPU. Namun, dia menyatakan, jangan sampai upaya tersebut hanya dinilai sebagai prosedur formalitas, melainkan lebih bersifat meminta solusi permasalahan dualisme dukungan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement