REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah terus berupaya melakukan pembenahan paska gempa 6,2 skala richter di Aceh. Memasuki hari ketujuh, penanganan darurat difokuskan untuk mempercepat rehabilitasi dan rekonstruksi, khususnya di sektor perumahan.
Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB) mencatat, kerusakan rumah mencapai 16.019 unit, dimana 6.178 rumah rusak berat, 3.061 rumah rusak sedang dan 6.780 rumah rusak ringan.
Sedangkan kerusakan fasilitas umum meliputi puskesmas dan bangunan sebanyak 626 unit.
"Ini meliputi puskesmas, bangunan layanan kesehatan, masjid, sekolah, meunasah, kantor dan dinas dokter atau paramedis," ujar Kepala Pusat Data, Infromasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugro, Selasa (9/7).
Berbagai pihak termasuk relawan terus mendistribusikan tenda, selimut, logistik dan air bersih untuk korban gempa. Jumlah pengungsi hingga hari ketujuh mencapai 52.113 jiwa atau 12.301 Kepala Keluarga. Pengungsi tersebar di lebih dari 70 titik pengungsian.
Terdapat pula pengungsi mandiri yang mendirikan tenda di halaman atau pekarangan rumah.
Di Bener Meriah jumlah pengungsi mencapai 19.984 jiwa. Sedangkan di Aceh Tengah jumlah pengungsi mencapai 32.129 jiwa. Data terakhir mencatat sebanyak 39 orang meninggal dunia.