REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Wartawan Metro TV untuk wilayah perbatasan RI-Timor Leste Handrianus Suni (31), dilaporkan tewas dalam kecelakaan lalu lintas ketika menabrak sebuah mobil panther yang sedang parkir di kilometer 14 jurusan Atambua-Kefamenanu.
Salah seorang rekan almarhum, Yudith Lorenzo yang juga kontributor AnTV untuk wilayah perbatasan ketika dihubungi dari Kupang, Senin, membenarkan adanya kecelakaan lalu lintas yang menimpa kontributor Metro TV Handrianus Suni pada Minggu (7/7) sekitar pukul 18.30 Wita saat pulang liputan dari Atambua, wilayah perbatasan Kabupaten Belu dengan Timor Leste.
Suami dari Novita Andriani Naomi Monteiro yang sedang hamil tua mengandung buah hati mereka yang pertama ini tinggal di Kefamenanu, ibu kota Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Dengan sebuah sepeda motor, Ari--demikian panggilan akrab Handrianus Suni--nekad kembali ke Kefamenanu dari Atambua pada malam itu, karena hendak mempersiapkan misa arwah bagi ayahanda tercinta Paulinus Tnopo yang wafat dua tahun lalu pada 8 Juli 2011," kata Yudith.
Putra pertama dari pasangan Paulinus Tnopo (alm) dan Fransiska Soares ini sempat dilarikan ke RSUD Atambua di ibu kota Kabupaten Belu oleh sejumlah anggota Brigade Mobil (Brimob) yang melintas pada sore menjelang malam itu.
"Ketika kami mendengar kabar tersebut, saya bersama rekan-rekan wartawan dari televisi yang berbasis di Kefamenanu langsung meluncur ke Atambua untuk melihat dari dekat kondisi Ari setelah tabrakan maut. Namun, sayangnya nyawa Ari tak terselamatkan," ujar Yudith.
Jenazah kontributor Metro TV untuk wilayah perbatasan RI-Timor Leste itu sempat disemayamkan semalam di rumah keluarga almarhum di Nekafehan Atambua, dan pada Senin (8/7) sekitar pukul 07.00 Wita dibawa ke Kefamenanu untuk disemayamkan di rumah orangtuanya di Sasi, km-7 Kefamenanu.
Almarhum Ari, kelahiran Oecusse, Timor Leste pada 1 Maret 1982 itu bergabung dengan salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia itu pada 2008 sebagai stringer. Pada 2009 baru ditetapkan oleh perusahaan media televisi itu sebagai kontributor untuk wilayah perbatasan RI-Timor Leste.
Mantan Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Cabang NTT Didimus Payong Dore yang juga Koresponden SCTV itu mengatakan, ia merasa kehilangan seorang sahabat jurnalis yang jujur dan penuh dedikasi dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang wartawan televisi.
"Saya seakan tidak percaya ketika mendengar kabar duka itu, tetapi itulah sebuah realitas yang harus diterima. Saya hanya bisa mengucapkan selamat jalan kepada almarhum," kata Didimus yang saat ini sedang meliput bencana banjir Benanain di Kabupaten Malaka.
Ketua Dewan Kehormatan PWI NTT Frans Sarong juga merasa terkejut dan tidak percaya ketika mendengar kabar meninggalnya Ari dalam kecelakaan lalu lintas itu.
"Almarhum adalah seorang jurnalis yang santun dan pekerja keras. Ia ingin selalu berbuat lebih dan selalu membantu rekan-rekannya yang lain. Almarhum adalah sosok seorang jurnalis televisi yang kocak tapi penuh humoris," kenang Frans Sarong yang juga wartawan Harian Kompas itu.
Menurut rencana, almarhum Handrianus Suni akan dimakamkan di samping pusara ayahnya di Desa Sainoni, Kabupaten Timor Tengah Utara yang berbatasan langsung dengan wilayah kantung (enclave) Timor Leste, Oecusse.