Ahad 07 Jul 2013 11:53 WIB

Di Sampit, Harga Bawang Merah Bervariasi

Bawang merah
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Bawang merah

REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT, KALTENG -- Harga bawang merah di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah dilaporkan bergerak naik bervariasi, ada yang menjual Rp 35 ribudan ada juga Rp 45 ribu/ Kg.

"Kalau 2,5 ons saya jual Rp 13 ribu. Kami biasanya menawarkan seperempat karena kalau per kilogram, pembeli bisa kaget karena mahal," kata Murni, salah seorang penjual bawang di Pasar Keramat Sampit, Ahad (7/7).

Harga bawang merah dalam beberapa bulan terakhir memang berfluktuasi. Awal 2013 harga bawang merah sempat Rp 70 ribu/ Kg, namun kemudian turun hingga Rp 20 ribu/ Kg.

Sebulan terakhir, harga bawang merah kembali naik akibat imbas kenaikan harga bahan bakar minyak yang ditetapkan pemerintah pada Juni 2013. Harga bawang merah naik lagi menjelang Ramadhan 1434 Hijriyah.

Ada pedagang yang menjual bawang merah Rp 35 ribu/ Kg dengan kecil dan terlihat sudah layu. Namun ada pula pedagang yang menjual lebih mahal Rp 52 ribu/ Kg dengan ukuran bawang besar dan terlihat segar.

Berbeda dengan bawang merah, harga bawang putih masih stabil. Pedagang rata-rata menjual bawang putih dengan harga Rp 20 ribu/ Kg.

"Saat ini permintaan bawang merah meningkat tajam, sementara pasokan masih terbatas. Pasokan bawang merah dan bawang putih sama saja, tapi permintaan bawang putih biasa dan harganya stabil," kata Mariati, pedagang lainnya.

Dia memperkirakan harga bawang merah akan terus naik karena biasanya permintaan meningkat selama Ramadhan hingga lebaran nanti. Karena itu dia berharap pasokan bawang merah lancar sesuai permintaan sehingga kenaikan tidak terlalu tinggi.

"Walaupun permintaan meningkat tapi pasokan masih mencukupi, kenaikan harga tidak akan terlalu tinggi. Kami pedagang kecil ini hanya menyesuaikan jika ada kenaikan harga bawang di agen," katanya.

Sebenarnya kalau harganya tinggi seperti sekarang, pedagang juga tidak senang karena daya beli masyarakat menurun sehingga omzet dan keuntungan ikut berkurang, kata Mariati.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement