REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Warga Sikakap Kabupaten Kepuluan Mentawai, Sumatera Barat khawatir akan terjadinya gempa susulan pascagempa berkekuatan 6,1 Skala Richter pada Sabtu (6/7) sekitar pukul 12.05 WIB.
"Benar-benar rasa trauma karena biasanya setelah gempa pasti ada susulannya," kata Supri salah seorang warga Sikakap, Sabtu.
Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gempa kekuatan 6,1 SR terjadi terjadi di 3,41 Lintang Selatan, daan 100,26 Bujur Timur. Pusat gempa berada pada 149 Km Tenggara Mentawai, Kabupaten Kepuluan Mentawai dengan kedalaman 36 Km. Gempa tidak berpotensi tsunami.
Menurut dia, saat terjadi gempa, warga Sikakap panik terus berhamburan keluar rumah dimana gempa terasa cukup kuat seperti berayung-ayung. "Gempa tersebut membuat kepanikan dan sebagian besar warga berhamburan keluar rumah takut tertimpa reruntuhan bangunan,"ujar dia.
Gempa dirasakan cukup kuat bahkan agak lama mengguncang daerah Sikakap. "Tidak tahu apakah adanya bangunan rumah rusak maupun korban jiwa akibat gempa berkekuatan 6,1 SR,"ungkap Supri.
Sementara itu Staf Observarsi BMKG Padangpanjang, Fitri Anggraini menyatakan, gempa bumi berkekuatan 6,1 Skala Richter (SR) mengguncang Kabupaten Kepuluan Mentawai tidak menimbulkan gelombang tsunami.
"Walaupun getaran gempa yang dirasakan sangat kuat, namun tidak menimbulkan gelombang tsunami,"kata dia.
Dia menambahkan, gempa yang terjadi di Mentawai berkekuatan 6,1 SR tersebut juga dirasakan di beberapa kota/kabupaten di Sumbar.
"Berdasarkan laporan sementara, tidak ada rumah yang rusak serta tidak ada korban jiwa akibat gempa tersebut. BMGK terus melakukan pemantuan terkait dengan gempa berkekuatan 6,1 SR yang mengguncang Kabupaten Kepuluan Mentawai," ujar dia.