Sabtu 06 Jul 2013 12:41 WIB

Dua Sopir Bus 'Maut' Kecelakaan Pantura Cirebon Meninggal

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Jenazah (ilustrasi)
Foto: photoshelter.com
Jenazah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Kecelakaan maut yang terjadi antara bus Sumber Alam dengan bus Dedy Jaya di ruas jalan raya Desa/Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, menewaskan lima orang, Sabtu (6/7). Dari kelima korban tersebut, dua di antaranya adalah sopir bus Sumber Alam dan sopir bus Dedy Jaya.

Sopir bus Sumber Alam yang tewas tersebut bernama Budiono (50), warga Desa Banyu Urip RT 02 RW 02 Kecamatan Banyu Urip, Kabupaten Purworejo. Dia tewas setelah sempat mendapat pertolongan di RSUD Arjawinangun.

Sedangkan sopir bus Dedy Jaya adalah Purwanto (46), warga Desa Dukuwaringin RT 06 RW 05 Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal, yang tewas seketika di lokasi kejadian.

Selain kedua sopir tersebut, ketiga korban tewas lainnya masing-masing bernama Moch Cipto (32) warga Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Kabupaten Bekasi (penumpang bus Sumber Alam), Tarsono (33), warga Desa Dukuwaringin Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal (kernet bus Dedy Jaya), Maryadi (47), warga Desa Bangun Rejo Kecamatan Bangun, Kabupaten Ketapang (penumpang Dedy Jaya).

Tak hanya menewaskan lima orang, kecelakaan tersebut juga membuat lima orang lainnya mengalami luka berat. Kelimanya adalah Jabidin (27) warga Kabupaten Tegal, Dendi (19)  warga Kabupaten Cirebon, Tiyaningsih (32), warga Kabupaten Tegal, Jawahir (63) warga Kabupaten Cirebon, dan Topik (22) warga Kabupaten Brebes.

Seluruh korban tersebut merupakan penumpang bus Dedy Jaya. Mereka kini menjalani perawatan intensif di RSUD Arjawinangun, Kabupaten Cirebon.

Korban luka ringan yakni Waluyo (33) warga Kabupaten Slawi, Candra (14), warga Kabupaten Tegal, dan Siti Mutaharo (25), warga Kabupaten Tegal. Mereka pun penumpang bus Dedy Jaya dan dirawat di RSUD Arjawinangun.

Kasat Lantas Polres Cirebon, AKP Indra Setiawan, menjelaskan, masih menyelidiki penyebab kecelakaan maut tersebut. Kepolisian sedang meminta keterangan dari para saksi. ‘’Masih terus kami selidiki,’’ kata Indra.

Meski ndra mengakui, penerangan jalan di lokasi memang kurang. Diduga, sopir  memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi karena kondisi jalan sedang sepi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement