REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR--Kota Bogor mendapat kesempatan menjadi model kota rendah emisi, bentuk kerjasama Local Government for Sustainability South-East Asia (ICLEI) dengan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia.
"Kota Bogor dan Balikpapan akan menjadi model kota rendah emisi dalam program Strategi Pembangunan Kota Rendah Emisi (Urban LEDS)," kata Ketua Bidang Kerja Sama Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) Airin Rachmi Diany di Balai Kota Bogor, Jumat (5/7).
Airin mengatakan program Urban-LEDS mendukung dua kota model, yakni Bogor dan Balikpapan, serta empat kota satelit dalam merumuskan strategi pembangunan perkotaan rendah karbon yang terintegrasi dalam dokumen perencanaan kota.
Ia mengatakan selama dua tahun ke depan, program Urban-LEDS akan membantu kota-kota untuk menyusun analisis skema penggunaan energi dan profil emisi setiap kota.
Program tersebut, kata dia, membantu kota-kota model dan setelitnya untuk menjadikan isu perubahan iklim sebagai salah satu dasar perumusan Recana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD). "Dan, menjadikan pembangunan rendah karbon sebagai agenda pembangunan perkotaan di Indonesia," katanya.
Sementara itu, Plh. Sekda Kota Bogor Ade Sarif Hidayat mewakili Wali Kota Bogor mengharappkan progam tersebut bisa melahirkan langkah-langkah nyata dari setiap kota untuk mendukung pembangunan kota rendah emisi karbon.
Ade memaparkan bahwa Kota Bogor telah menjadi anggota ICLEI sejak 2000 dan telah berpartisipasi aktif dalam program "Cities for Climate Prevention Campaign" 2000--2025.
Sejak mengikuti program Cities for Climate Prevention Campaign, lanjut Ade, Kota Bogor telah berkomitmen untuk terus berupaya menurunkan emisi gas rumah kaca.
"Secara khusus komitmen itu telah kami wujudkan dalam meningkatkan kualitas lingkungan dan penggunaan energi secara efesien dengan berinisaiatif mencantumkan kegiatan-kegiatan pembangunan rendah karbon dalam perencanaan pembangunannya," ujarnya.
Ia menyebut beberapa contoh yakni pembuatan kompos dan rencana perbaikan TPA Galuga, pembangunan biofuel untuk bis Trans-Pakuan yang merupakan bus rapid transit, dan perbaikan fasilitas pejalan kaki. "Kami juga telah melakukan inisiasi "car free day" yang berlangsung setiap hari minggu di salah satu ruas jalan Kota Bogor," katanya.
Ade berharap forum itu dapat menjadi forum berbagi bertukar pengalaman dalam mengimplementasikan pembangunan Kota yang rendah emisi karbon.