Jumat 05 Jul 2013 16:45 WIB

Pengasong-Polsuska Kembali Bentrok

Rep: Edy Setiyoko/ Red: Djibril Muhammad
Bentrokan di Solo
Bentrokan di Solo

REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN -- Tindak kekerasan bentrok antara pedagang asongan dengan Polisi Khusus Kereta Api (Polsuska) kembali terulang di Stasiun Klaten, Jumat (5/7). Bentrok terjadi kali ini, buntut pelarangan pedagang asongan berjualan di dalam gerbong Kereta Api (KA) kelas ekonomi.

Kericuhan berawal, saat KA Sri Tanjung jurusan Lempuyangan (Yogyakarta)–Banyuwangi (Jatim) tiba di Stasiun Klaten pukul 07.30 WIB. Saat KA berhenti, sejumlah penumpang bertiket langsung masuk ke dalam KA Kelas Ekonomi tersebut.

Namun, saat yang bersamaan, sejumlah pengasong langsung menyerbu berusaha ikut masuk ke dalam gerbong. Melihat itu, petugas Polsuska langsung bertindak tegas dengan mengusir pengasong. Terjadi aksi dorong-mendorong hingga menjurus tindak kekerasan.

Tak terima atas tindakan petugas, seorang pengasong emosi. Tarik-menarik terjadi antara pengasong dengan Polsuska. Mengetahui rekannya mendapat perlawanan, sejumlah pengasong lain langsung menyerbu Polsuska.

Situasi yang sudah memanas, pengasong memburu Polsuska yang berlari masuk ke ruang operator Stasiun Klaten. Adu mulut terjadi antara pengasong dengan petugas PT Kereta Api Indonesia (KAI) saat itu. Tak ada korban yang cidera berarti dalam aksi bentrok ini.

Petugas dari Polres Klaten yang terlambat datang langsung mengamankan situasi di Stasiun Klaten. Setelah situasi mereda, pengasong melanjutkan aksinya dengan menggelar unjuk rasa.

Dalam unjuk rasa itu, terlihat salah satu pengasong membawa poster bergambar wajah Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo alias Jokowi persis di depan lokomotif. Salah satu tulisan dalam poster itu yakni, 'Pedagang Kereta Api, Pedagang Anak Negeri, Kuyakin Kita Semua Terus Dagang'.

"Kami akan terus berjuang sampai pengasong diperbolehkan berjualan di dalam gerbong KA," ujar Ane (36), salah satu pengasong.

Aksi protes berhenti, saat KA Logawa jurusan Purwokerto – Jember tiba di Stasiun Klaten sekitar pukul 09.30 WIB. Sejumlah pengasong langsung menyebar. Sebagian ada yang berusaha masuk ke dalam gerbong, dan sebagiannya tetap bertahan di Stasiun Klaten.

Beberapa pengasong sudah bisa masuk gerbong KA Logawa. Tapi, sebagian pengasong pilih bertahan di stasiun saja menunggu besok saat KA Sri Tanjung tiba. "Pokoknya, kami tetap nekat berjualan," kata Ambar (40), pengasong asal Klaten.

Asisten Manager Humas PT KAI Daerah Operasi (Daop) VI Yogyakarta, Luqman Arif, membantah adanya sejumlah pengasong yang nekat masuk ke dalam gerbong KA Logawa. Ia menandaskan, razia tetap terus di lakukan petugas di dalam gerbong.

"Tidak ada yang masuk gerbong. Tapi, jika ada pengasong yang nekat masuk, maka akan diturunkan di tempat pemberhentian stasiun berikutnya," ujar Luqman.

PT KAI, Luqman melanjutkan, tetap akan melarang pengasong berjualan di dalam gerbong KA. Ia mengatakan, pelarangan itu sesuai aturan Undang-undang No.23 Tahun 2007, tentang Perkeretaapian Indonesia.

PT KAI hanya menjalan tugas sesuai peraturan yang ada. Dimana dalam aturan itu PT KAI wajib memberikan pelayanan dan kenyamanan yang baik kepada penumpang selama perjalanan.

Sebelumnya dikabarkan, aksi protes pedagang asongan terjadi selama tiga hari berturut-turut sejak Rabu (3/7). Dalam aksi protes sebelumnya, pengasong sempat memblokade rel KA. Meski demikian, PT KAI mengklaim aksi protes pengasong tidak sampai mengganggu perjalanan KA.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement