REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Pol Tracking Institut mengatakan pasangan capres cawapres Hanura Wiranto - Harry Tanoesudibyo (HT) mesti bekerja keras di pemilu presiden (pilpres) 2014. Hal ini karena menurutnya angka presidential thereshold masih berada di angka 20 persen perolehan kursi parlemen. "Wiranto-HT menghadapi jalan terjal," kata Hanta Yuda, ketika dihubungi wartawan, Kamis (4/7).
Hanta mengatakan, peluang Wiranto-HT terbuka bila Hanura mampu menembus angka dua digit dalam Pemilu 2014. Tanpa perolehan suara dua digit, Hanta memperkirakan Hanura akan berupaya membangun koalisi dengan partai lain. Namun hal ini sulit dilakukan lantaran saat ini masing-masing partai memiliki jagoan sendiri untuk diusung sebagai capres cawapres. "Kondisi bisa berbeda jika Hanura mampu mengerek elektabilatas ke posisi dua digit," ujarnya.
Pasangan capres cawapres Hanura bisa saja berubah. Hanta mengatakan saat ini posisi politik partai-partai masih sangat cair lantaran belum ada hasil pemilu legislatif. Dia menyatakan bisa saja Wiranto berpasangan dengan Prabowo, Jokowi, atau beberapa kemungkinan lain dengan calon-calon lain. "Kemungkinannya bisa apa saja," ujarnya.
Cepatnya deklarasi Wiranto-HT tidak bisa dipandang sebelah mata. Hanta menyatakan HT memiliki basis pemuda dan modal finansial media. Dua kekuatan itu menurutnya memungkinkan pasangan capres-cawapres Hanura menjadi kuda hitam. “HT punya basis anak muda yang kuat. Nama HT muncul dalam survei kami sebagai capres muda,” kata Hanta.
Hanta menyatakan basis politik anak muda HT berasal dari gerbong yang dia miliki saat di Nasdem. Selain itu pengalaman bisnis yang dimiliki HT juga memberi nilai positif di kalangan anak muda yang masih apatis politik. "Pasangan ini mesti punya strategi jitu meningkatkan elektabilitas," katanya.