REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Hujan deras yang terus mengguyur dalam dua hari terakhir, telah menyebabkan sungai meluap dan menggenangi empat desa di Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon. Warga pun meminta instansi terkait untuk mengatasi penyebab banjir agar tidak terulang.
Adapun empat desa itu, yakni Desa Mekarsari, Gunung Sari, Ciuyah, dan Ambit. Tercatat, 1.027 unit rumah warga di empat desa tersebut terendam dengan ketinggian yang bervariasi, antara 40 – 130 cm.
‘’Warga sempat mengungsi, tapi sekarang sudah kembali ke rumah masing-masing,’’ ujar Sekretaris Camat Waled, Cecep Saefudin, kepada Republika, Rabu (4/7).
Cecep menyebutkan, dari jumlah rumah yang terencam itu, sebanyak 325 unit rumah terletak di Desa Mekarsari, 200 unit rumah di Desa Ciuyah, 452 unit rumah di Desa Gunung Sari, dan 50 unit rumah di Desa Ambit.
Selain rumah, lanjut Cecep, banjir juga merendam belasan sarana ibadah berupa masjid, mushola, pesantren, dan madrasah ibtidaiyah (MI) yang tersebar di empat desa tersebut. Tak hanya itu, banjir juga merendam balai desa, pabrik penggilingan beras, maupun jalan desa.
Cecep menambahkan, areal pertanian juga tak luput dari banjir. Seperti misalnya di Desa Mekarsari, tercatat ada 7,5 hektare tanaman padi dan 100 hektare perkebunan tebu yang terendam.
Di Desa Ciuyah, banjir merendam 11 hektare areal tanaman bawang merah. Sedangkan di Desa Ambit, banjir merendam areal palawija, padi, dan bawang merah seluas 92 hektare.‘’Kerugian akibat banjir di empat desa tersebut mencapai ratusan juta rupiah,’’ tutur Cecep.
Cecep menjelaskan, banjir terjadi mulai Selasa (3/7) sekitar pukul 19.00 WIB. Namun, adapula wilayah yang baru terendam banjir pada Selasa (3/7) sekitar pukul 21.00 WIB. Air banjir kemudian berangsur surut pada Rabu (4/7) sekitar pukul 06.00 WIB.
Menurut Cecep, banjir terjadi akibat hujan deras yang menyebabkan sungai Ciberes meluap. Kondisi itu diperparah dengan adanya air kiriman dari Kabupaten Kuningan.
‘’Sungai Ciberes kan mengalami pendangkalan, jadi tidak mampu menampung air dalam jumlah yang banyak,’’ terang Cecep.
Salah seorang warga Desa Mekar Sari, Heryanto, mengatakan, banjir tersebut sudah rutin terjadi. Setiap kali hujan deras, banjir hampir diapstikan akan terjadi.‘’Kami berharap agar ada pengerukan sungai Ciberes agar banjir tidak terulang lagi,’’ tutur Heryanto.
Sementara itu, berdasarkan pantauan, hujan memang kerap turun dalam sepekan terakhir di wilayah Cirebon. Menurut Badan Meteorologi, Geofisika, dan Klimatologi (BMKG) Stasiun Jatiwangi Kabupaten Majalengka, saat ini sedang terjadi anomali cuaca. Karenanya, hujan diprediksi akan terus turun meski saat ini sudah memasuki musim kemarau.