REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pengamat Politik Universitas Airlangga Surabaya Suko Widodo menilai deklarasi Wiranto-Hary Tanoesoedibjo sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pemilihan Presiden 2014 tak menguntungkan Partai Hanura.
"Deklarasi yang terkesan terburu-buru kurang menguntungkan partainya. Kalau saya melihatnya, keputusan ini tidak didasari proses komunikasi politik yang matang," ujarnya ketika dihubungi di Surabaya, Rabu.
Menurut dia, cara instan dengan mendeklarasikan pasangan calon presiden kurang bagus dan tidak elok bagi masyarakat. Apalagi belum diketahui bagaimana kinerja kedua tokoh tersebut serta partai itu sendiri.
"Ini juga tidak lepas dari tingginya syahwat politik yang dimiliki mayoritas politisi di negeri ini. Sehingga sering kali mengabaikan keinginan publik," kata pakar komunikasi politik tersebut.
Selain itu, deklarasi duet militer-pengusaha itu dinilai kurang berdampak secara umum. Bahkan, tidak menutup kemungkinan justru dicurigai oleh masyarakat bahwa keduanya sangat berhasrat duduk sebagai orang nomor satu dan dua di negeri ini.
Suko Widodo juga memberi catatan khusus ke Hary Tanoesoedibjo. Menurut dia, pengusaha sekaligus bos media tersebut belum memberi kontribusi nyata ke masyarakat Indonesia.
"Sejak memutuskan terjun ke dunia politik, Hary Tanoesoedibjo belum membuktikan tentang apa yang sudah diperbuat. Sehingga, potensi kegagalan dalam Pilpres mendatang sangat tinggi," katanya.
Tidak hanya itu, di beberapa survei yang diketahuinya, nama pria yang dikenal dengan sebutan "HT" tersebut kurang baik. Karena itulah, lanjut dia, deklarasi yang dilakukan saat ini terkesan hanya pencitraan.
Seperti diberitakan, Partai Hanura resmi mengusung pasangan Wiranto-Hary Tanoesoedibjo melalui deklarasi yang dilakukan di Jakarta, Selasa (2/7).
Wiranto yang juga mantan Panglima TNI periode 1998-1999 itu menjelaskan perbedaan latar belakang antara dia dan Hary Tanoe digunakan sebagai senjata untuk melakukan perubahan di Tanah Air.
Sedangkan, Hary Tanoe yang baru saja ditunjuk sebagai Ketua Badan Pelaksana Pemenangan Pemilu DPP Partai Hanura mengaku sepaham dengan visi dan misi Wiranto untuk mencalonkan diri menjadi penguasa Pemerintah Indonesia.