REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Hanura mengusung duet Wiranto-Hary Tanoesudibjo sebagai capres dan cawapres yang diusung pada Pemilu 2014. Komentar negatif pun datang dari politisi Partai Demokrat, Ruhut Sitompul.
Politisi nyentrik ini menyebut langkah politik Hanura mencapreskan duet Wiranto-Hary Tanoe sebagai langkah nekat. Menurut Ruhut, pembahasan presidential threshold di RUU Pilpres saja belum tuntas.
"Ini terbilang nekat!," kata Ruhut di Jakarta, Selasa (2/7).
Ruhut mengatakan sampai saat ini mayoritas fraksi di DPR masih ingin mempertahankan presidential threshold di angka 20 persen perolehan kursi parlemen dan 25 persen perolehan suara sah pemilu. Dalam konteks itu Ruhut melihat elektabilitas survei Hanura masih terbilang rendah.
Sehingga sulit bagi Hanura meloloskan Wiranto-Hary Tanoe dalam satu paket pasangan capres-cawapres. "Suara Hanura dalam survei masih rendah. Mereka harus kerja keras menaikan elektabilitas," ujar Ruhut.