REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berharap usai dirinya tak lagi menjabat sebagai presiden tahun depan, kebijakan tentang pertahanan di Indonesia tidak menjadi kendur.
SBY menginginkan presiden baru beserta jajaran pemerintahanannya tetap menjalankan kebijakan di bidang pertahanan yang telah diterapkannya. Sebab, SBY masih memandang kekuatan pertahanan Indonesia masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan.
"Saya mengharapkan nanti pada saat pergantian pemerintahan, saya akan sampaikan bahwa bagus kalau kebijakan ini dilanjukan. Karena bukan untuk kepentingan pribadi tapi kepentingan TNI kita, pertahanan, dan bangsa," kata SBY saat memberikan pembekalan kepada ratusan calon perwira remaja (capraja) akademi TNI-Polri di Surabaya, Senin (1/7) malam.
SBY mengatakan sudah hampir 20 tahun Indonesia tidak memperbarui sistem pertahanan termasuk alutsistanya. Dalam masa pemerintahannya pun baru kisaran 2010 mulai ditambah dan diubah sedikit demi sedikit. Dengan konsep minimumessential force diharapkan sistem dan alutsista TNI mencukupi untuk menghadapi ancaman ke depan.
Menurutnya, saat ini, kekuatan itu terus ditingkatkan. Anggaran untuk itu pun sudah ditambah meskipun dianggapnya masih kurang.
"Banyak yang kita miliki tertinggal dari yang negara sahabat miliki. Oleh karena itu, peningkatan yang signifikan dalam kurun waktu 5-8 tahun ke depan. Dengan harapan Indonesia siap menjaga kedaulatan negara dan keutuhan negara," papar SBY.