Senin 01 Jul 2013 14:33 WIB

PPP: Jokowi Jangan Nafsu Jadi Presiden

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Fernan Rahadi
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tidak memperkenankan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo mengikuti bursa konvensi calon presiden (capres) yang akan mereka selenggarakan. PPP mengimbau Jokowi meredam keinginannya menjadi capres dan fokus menyelesaikan persoalan Jakarta.

"Jokowi selesaikan dulu ibu kota, jangan nafsu amat jadi presiden," kata Wakil Ketua Umum PPP, Hasrul Azwar kepada wartawan di kompleks parlemen Senayan, Senin (1/7).

Hasrul mengatakan PPP serius menggagas konvensi sebagai mekanisme penjaringan capres. Menurutnya mekanisme konvensi PPP tidak jauh berbeda dengan Amerika Serikat. Bedanya, konvensi ala PPP berdasarkan syariah.

Sayang Hasrul tak merinci apa yang dia maksud dengan konvensi syariah. "Konvensi ala Amerika ala PPP. Mungkin konvensi syariah," ujarnya.

PPP menurut Hasrul mengedepankan ketua umum mereka, Surya Darma Ali sebagai capres. Di matanya, Surya Darma memenuhi berbagai kriteria untuk dijadikan pemimpin. "Karena pernah jadi anggota DPR, ketua komisi. Mantan ketum PMII, dan jadi menteri dua kali, jadi dia pantas," katanya.

Kendati begitu PPP juga membuka ruang bagi siapa saja yang ingin maju sebagai capres bergabung dalam konvensi. Dia mempersilakan siapa saja yang berminat mengikuti konvensi capres PPP mendaftar. "Yang berminat capres bilang saja. Cuma jangan lupa berkaca diri," katanya.

Sampai saat ini Hasrul mengaku belum memiliki formulasi final penyelenggaraan konvensi di partainya. Dia mengatakan PPP tengah fokus memenangkan pemilu legislatif. Pasalnya hasil pemilu legislatif lah yang akan menentukan bisa tidaknya partai politik mengusung capres-cawapres. "10 persen suara paling tidak bisa dong wapres, apalagi 20 persen (bisa capres)," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement