REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mulai hari ini, PT KAI menerapkan program tiket elektronik untuk seluruh perjalanan commuterline di Jabodetabek.
Untuk mencoba sistem baru tersebut, Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan mencoba menumpang commuterline dari Stasiun Juanda ke Stasiun Manggarai.
Dahlan mengaku naik commuterline secara diam-diam. Hal itu dia lakukan untuk melihat realita sesungguhnya penerapan e-ticketing di lapangan. "Ternyata lancar," kata dia.
Saat di dalam kereta, Dahlan bercerita dia mendapatkan sambutan hangat dari penumpang. Menurutnya, banyak penumpang yang menyampaikan ucapan terima kasih karena harga tiket yang kini menjadi murah.
"Saya bilang kok orang gembira semua, padahal saya takut KAI jadi bangkrut. Masa dari Stasiun Juanda ke sini (Stasiun Manggarai) Rp 2000," ujarnya sambil bercanda.
Namun demikian, lanjut Dahlan, pemerintah sudah memutuskan untuk memberikan subsidi bagi penumpang. Dengan harapan semakin banyak masyarakat yang beralih ke transportasi massal tersebut.
"Mudah-mudahan semakin banyak yang naik, jadi penghasilan PT KAI jangan turun," tandasnya. Mulai 1 Juli 2013, PT KAI memberlakukan sistem e-ticketing di 66 stasiun Jabodetabek.
Program ini merupakan kerjasama PT KAI dengan PT Telkom untuk pengadaan serta pemasangan perangkat e-ticketing. Direktur Utama PT Telkom, Arief Yahya mengatakan, pihaknya telah memasang 540 perangkat e-ticketing berupa monitor, dispenser, dan card reader.
Selain itu, kata dia, PT Telkom juga telah memasang 339 gate di semua stasiun untuk mendukung penerapan e-ticketing secara menyeluruh.
Program e-ticketing tersebut juga sejalan dengan penerapan tarif progresif bersubsidi bagi semua perjalanan KRL. Dengan demikian, penumpang hanya membayar Rp 2000 untuk lima stasiun pertama dan Rp 500 untuk setiap tiga tahun berikutnya.
Dengan penerapan tarif progresif ini, dipastikan seluruh harga tiket menjadi lebih murah. Misalnya saja tarif untuk Jakarta-Bogor yang semula Rp 9000 kini menjadi Rp 5000 setelah tarif progresif.