Senin 01 Jul 2013 11:19 WIB

Ini Ciri-Ciri Daging Sapi Gelonggongan, Celeng dan Tiren

Daging sapi (ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Daging sapi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memasuki bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1434 Hijriah, masyarakat diminta untuk mewaspadai peredaran daging sapi yang tidak sehat. Tingginya harga daging sapi tak jarang membuat sejumlah penjual daging sapi melakukan berbagai cara agar bisa menjual dengan harga yang relatif murah tetapi tetap menguntungkan. Diantaranya menjual daging gelonggongan hingga daging sapi yang dicampur daging celeng (babi) dan daging tiren.

Oleh karena itu masyarakat harus lebih berhati-hati dan teliti mengenali ciri daging sehingga tidak tertipu membeli daging gelonggongan, celeng, ataupun tiren. Sebelum membeli daging, yang perlu diperhatikan konsumen adalah ciri daging sapi segar antara lain, warnanya merah terang dan lemaknya berwarna kekuningan, tekstur dagingnya kenyal, dan biasanya, daging sapi asli dijual dengan cara digantung.

Sementara daging gelonggongan, biasanya dijual dengan cara tidak digantung melainkan diletakkan di meja atau papan, kemudian kadar airnya sangat banyak karena sebelum dipotong, sapi akan dicecoki air sebanyak-banyaknya terlebih dahulu untuk mendapatkan timbangan yang lebih berat. Ciri lainnya, warna daging lebih pucat, daging lembek dan cepat busuk dan jika direbus, daging akan menyusut lebih banyak dari daging asli.

Sedangkan untuk daging oplos yang biasanya dicampur dengan daging celeng, dagingnya berwana lebih pucat, tekstur seratnya lebih halus, lemak lebih tebal, daging lebih banyak mengandung air, aroma lebih amis, dan harga yang lebih murah. Untuk daging ayam tiren, masyarakat perlu mewaspadai daging ayam yang terdapat bercak darah atau memar, dan jika dipegang, kulitnya licin dan mengkilat karena menggunakan formalin dan tidak dihinggapi lalat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement