REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Jelang bulan puasa Jakarta mulai didatangi sejumlah pengemis musiman dari daerah. Mereka bukan hanya orangtua, terkadang juga ada yang masih anak-anak. Agar tidak menjadi kebiasaan buruk, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama, meminta masyarakat untuk tidak memberikan sedekah kepada pengemis terutama anak-anak. Hal tersebut dinilainya bukan membantu, tetapi malah akan membelenggu anak-anak tersebut sehingga memiliki ketergantungan dengan uang yang bukan dari hasil kerja keras mereka.
"Itu persoalan kita saat lihat anak jalanan pasti mau memberikan uang. Tapi jangan membelenggu anak jalanan dengan uang Anda," tegas Basuki saat berdialog dengan perwakilan anak-anak dari 39 kabupaten se-Indonesia, seperti dilansir situs beritajakarta.
Menurut Basuki, dengan memberikan uang kepada anak yang mengemis berarti mengajarkan kemalasan kepada mereka. Dengan kemudahan mendapatkan uang, para anak-anak jalanan tidak akan mau untuk bersekolah. "Mereka sudah merasa enak dapat duit tinggal mengemis bisa memperoleh Rp 150 ribu sehari. Pernah kita pekerjakan anak jalanan di KBN dengan gaji Rp 67 ribu sehari, mereka tidak mau. Padahal resmi," tukasnya.
Setelah disurvei, kata Ahok, memang ada tiga penyebab anak itu mencari uang di jalan. Penyebab pertama adalah anak jalanan yang diperalat oleh orang tertentu. Kelompok kedua diperalat orangtuanya. "Bahkan saya menangkap anak 14 tahun menjual diri, dan orangtuanya memohon agar dilepaskan. Dan yang ketiga memang mereka memanfaatkan kesempatan usia yang masih kecil untuk memelas kasihan," paparnya.
Oleh karena itu, Basuki mengimbau warga untuk tidak pernah memberikan sedekah langsung ke anak jalanan. Jika memang melihat anak-anak mengemis, ia meminta segera dilaporkan ke Pemprov DKI. "Nanti akan kita urus dengan program pendekatan khusus dari para aktivis dan Dinas Sosial. Makanya saya perintahkan Satpol PP dan Dinsos tidak boleh menangkap anak jalanan, karena kalau dia lari panik ketabrak bisa mati," tandasnya.