Sabtu 29 Jun 2013 08:54 WIB

'Kita Memerlukan Kemandirian Bangsa'

Ali Masykur Musa
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Ali Masykur Musa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orasi Kebangsaan Pra Munas  Ikatan Alumni PMII (IKA PMII) di Kantor PBNU Kramat, Jum'at (28/6/2013), menghadirkan Anggota Badan Pemeriksa Keuangan Ali Masykur Musa.

Dalam forum bertema "Khittah Ketatanegaraan Indonesia" tersebut Ali Masykur Musa menyoroti masih rendahnya kemandirian bangsa. Ia mengajak masyarakat untuk bersatu-padu mengatasi masalah bangsa.

"Negara wajib hadir dan tidak menitipkan nasib rakyat dan kepentingan negara kepada selera dan kehendak pasar bebas. Negara harus mampu mendesain dan menata perekonomian agar terwujud kesejahteraan dan keadilan sosial di tengah masyarakat. Kebersamaan dan kerja sama menjadi kunci jawaban karena bagaimanapun demokrasi ekonomi yang mementingkan masyarakat lebih utama dibanding kepentingan individu," tegas Cak Ali, sapaan akrabnya, di hadapan ratusan aktifis PMII dan  warga NU yang hadir.

Indonesia adalah sebuah komunitas kebangsaan yang dibangun atas dasar kebersamaan. Menurut Cak Ali, Indonesia bukan hanya wadah, tetapi juga nilai hidup. "Maka, tidak ada alasan bagi seorang pemimpin, untuk tidak bersama-sama warganya dalam memperbaiki permasalahan negara," ujar Ketua Umum ISNU.

Lebih lanjut, dalam orasinya Cak Ali memaparkan 3 langkah untuk mempercepat perbaikan bangsa. Yang pertama, Indonesia hrs memiliki pemimpin tegas dan mempunyai visi kebangsaan yang jelas berpihak kepada rakyat.

Kedua, haluan ekonomi negara harus bertumpu pada sektor riil, bukan hanya sektor pasar modal saja. Artinya, kebersamaan dlm menggerakkan roda ekonomi harus dilaksanakan, sehingga akar ekonomi bisa lebih kuat. 

Yang ketiga, karena akar ekonomi kuat, maka pemimpin tersebut harus bisa mensejajarkan kepentingan ekonomi domestik dan kepentingan ekonomi global (equal relationship).

"Jangan sampai posisi Indonesia lebih rendah daripada bangsa lain. Indonesia mampu bersaing dengan negara lain," pungkas Cak Ali.

Sen

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement