REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kunci menekan volume konsumsi BBM, adalah melakukan diversifikasi energi. Pengamat Ekonomi, Ninasapti Triaswati mengatakan, sepanjang Indonesia belum mampu melakukan diversifikasi energi, ketergantungan terhadap BBM masih akan tinggi dan impor minyak juga akan tinggi.
"Karena itu, neraca perdagangan kita masih akan dibebani impor BBM sehingga devisa kita masih akan tertekan kecuali neraca ekspor nonmigas bisa dipicu sehingga meningkat pesat. Apalagi, neraca perdagangan jasa kita juga masih defisit," katanya Triaswati dihubungi di Jakarta, Jumat (28/6).
Nina menyebut, jika neraca perdagangan masih terbebani dan Indonesia masih kekurangan devisa, Bank Indonesia akan kesulitan menjaga nilai tukar rupiah. Karenanya, selama Indonesia masih tergantung pada BBM impor, nilai tukar rupiah secara tak langsung pasti akan terkena imbas.
Dikatakan Nina, kenaikan harga BBM bersubsidi tidak serta merta menghemat APBN. Sebab, menurutnya belum tentu akan mengurangi konsumsi solar dan premium.
"Menurunkan konsumsi BBM tidak akan mudah. Apalagi dengan jumlah kendaraan saat ini, Indonesia tidak akan bisa menghemat BBM dari sisi volume," imbuhnya mengakhiri.