REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Inkonsistensi sikap Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam koalisi sekretariat gabungan (setgab) berujung pada isu penarikan kadernya yang menjabat sebagai menteri dalam pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Namun hingga saat ini, SBY tak kunjung mengeluarkan kpeutusan terhadap tiga orang menteri dari PKS.
"SBY tidak memiliki nyali politik, penakut. Ini watak SBY yang tidak ingin dianggap menyakiti partai tertentu," kata peneliti senior LIPI, Syamsuddin Haris di Jakarta, Kamis (27/6).
Ia memperkirakan, sikap paling berani yang akan diambil SBY hanya pada taraf perombakan kabinet. Menteri-menteri dari PKS tidak akan dicopot seluruhnya. Karena SBY dinilai tidak punya nyali untuk menarik secara bersamaan ketiga menteri dari PKS. "Paling hanya satu orang yang dicopot," ujar Syamsuddin.
Padahal, atas sikap inkonsisten dan perilaku oportunis PKS, harusnya SBY bisa mengambil sikap tegas. PKS juga tidak etis, dengan tetap bercokol dalam kabinet dan menikmati kekuasaan. Namun di satu sisi, mereka menolak kebijakan pemerintah.
PKS, lanjut Syamsuddin, sebenarnya bisa saja menarik tiga orang menterinya. Langkah itu juga bisa sedikit memperbaiki citra PKS di mata masyarakat yang sudah hancur. Tingkat keterpilihan PKS dari hasil survei LIPI yang hanya meraih angka 2,6 persen bisa dijadikan gambaran. Bagaimana mekanisme hukum publik tengah bekerja pada partai tersebut.
"Kalau terus begini, PKS akan balik lagi jadi partai gurem pada pemilu 2014 nanti," ungkapnya.