Kamis 27 Jun 2013 11:11 WIB

Indonesia-Vietnam Akan Bahas Pertanian dan Ekstradisi

Rep: Esthi Maharani/ Red: Mansyur Faqih
Juru Bicara Kepresidenan bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah
Juru Bicara Kepresidenan bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan menerima kunjungan Presiden Vietnam Truong Tan Sang dan Ibu Negara Mai Tinh Hanh, hari ini, Kamis (27/6). Ini merupakan kunjungan pertama ke Indonesia bagi Presiden Truong Tan Sang. 

Dalam rangkaian acara kunjungan, SBY akan menerima Truong Tan Sang di Istana Merdeka dalam upacara kenegaraan yang dilanjutkan dengan pertemuan bilateral. Kedua kepala negara akan menyaksikan penandatanganan MoU kerja sama pertanian serta perjanjian di bidang ekstradisi dan mutual legal assistance

Kedua MoU ini akan memperkuat komitmen Indonesia dan Viet Nam untuk saling membantu dalam penanganan kasus-kasus yang mengkait pada kedua negara. Sebelumnya MoU kerja sama pemberantasan korupsi juga telah ditandatangani antara Komisi Pemberantasan Korupsi Indonesia dan Inspektorat Pemerintah Viet Nam pada 27 Mei 2013.

Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah menyatakan, kunjungan kenegaraan Presiden Truong Tan Sang diharapkan akan semakin memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Viet Nam yang telah dijalin dalam bingkai kemitraan.

"Berbagai MoU yang akan disepakati diharapkan akan semakin memfasilitasi kerja sama konkret di bidang-bidang yang disepakati. Misalnya MoU di bidang kerja sama pertanian diharapkan akan membantu meningkatkan ketahanan pangan kedua negara." katanya, Kamis (27/6).

Hubungan bilateral Indonesia dan Viet Nam telah menunjukkan peningkatan berarti dalam beberapa tahun terakhir. Indoensia dan Viet Nam telah menyepakati Kemitraan Komprehensif sejak 2003. Kemitraan ini telah membantu kedua negara memfokuskan upaya-upaya peningkatan kerja sama dalam berbagai negara. 

Di bidang ekonomi misalnya, kedua negara diharapkan akan dapat mencapai target perdagangan 5 milyar dolar AS sebelum 2015. Harapan ini sejalan dengan kecenderungan peningkatan perdagangan bilateral. Yaitu mencapai 4,8 milyar dolar AS pada 2012. Sementara pada tahun sebelumnya mencapai 4,7 milyar dolar AS. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement