REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Terdapat 260 ribu anak telantar di Jawa Timur yang menjadi pekerjaan rumah Pemerintah Provinsi (Pemprov) dalam upaya pemberdayaan masyarakat.
Dalam satu tahun, rata-rata hanya 640 anak yang tertangani dan mendapat pelatihan kemandirian. Kepala Dinas Sosial Provinsi Jatim, Sudjono mengatakan, memang sulit menekan angka tersebut.
Menurutnya, jumlah anak telantar dinilai terlalu banyak, namun pihaknya tetap memberdayakan 30 unit pelaksana teknis di tiap-tiap kabupaten/kota berperan aktif
“Sekarang ini, sebanyak 165 anak terlantar dari Kabupaten Jombang, Pamakesan, Bojonegoro dan Blitar selama enam bulan ke depan akan mendapat pemberdayaan gratis,” kata Sudjono, Kamis (27/6)
Sekertaris Daerah (Sekda) Provinsi Jatim Rasiyo mengatakan, upaya intervensi yang dilakukan untuk mengurangi jumlah tersebut yaitu mengadakan pelatihan ketrampilan dan penyuluhan secara mental agar mereka mau berubah.
Sebab, sekitar 40 persen dari jumlah di atas, menurutnya, merupakan korban putus sekolah. Pemberdayaan itu, kata dia, akan diserahkan ke unit pelaksana teknis dinas sosial di masing-masing wilayah.
Sejauh ini, keempat instansi tersebut telah menangani 124 ribu anak dengan persoalan yang berbeda. Pelatihan yang diberikan nanti akan lebih fokus pada bidang menjahit, kecantikan, montir dan pertukangan.“Para peserta harus melihat kesempatan ini, jangan disia-siakan,” ujarnya.