REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pers, Bagir Manan mengatakan independensi media massa dalam berdemokrasi memang harus diutamakan. Tetapi simpati media terhadap kekuatan politik tertentu dinilainya juga bagian dari demokrasi.
"Indepedensi merupakan prinsip, tetapi kenyataan tidak selalu begitu. Media tentu memiliki hak untuk memilih, bahwa dia simpati pada kekuatan politik juga bagian dari hak demokrasi," kata Bagir dalam diskusi bertajuk 'Peran Media Televisi Mencerdaskan Pemilih Dalam Pemilu 2014' di Jakarta, Rabu (26/6).
Simpati media terhadap kekuatan politik tertentu itu, Bagir melanjutkan, mengandung makna kebebasan untuk memilih. Tetapi hak dan kebebasan itu digunakan tanpa melupakan posisinya.
Sebagai lembaga publik yang harus mengutamakan unsur keberimbangan, yang ditunjang dengan pedoman dan kode etik yang mengatur media massa di Indonesia.
Selain itu, media juga memiliki peranan dalam mendorong perkembangan kehidupan berdemokrasi yang lebih baik. Misalnya dalam mendorong calon-calon presiden alternatif. "Tentunya calonalternatif yang muda dan bagus. Tidak sekadar dimuncul-munculkan saja," ungkapnya.