Rabu 26 Jun 2013 11:30 WIB
Kampanye Anti-Pernikahan Dini

Bocah Grobogan Diundang Pidato di PBB

Rep: Siwi Tri Puji / Red: Djibril Muhammad
Pernikahan dini (Ilustrasi).
Foto: IST
Pernikahan dini (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, GROBOGAN -- Kampanye Nurul Indriyani mengenai kesetaraan pendidikan dan pencegahan pernikahan dini di lingkungan sebayanya membuat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkesan.

Pada Juli mendatang, ia diundang lembaga internasional itu ke markas mereka di New York untuk berpidato dalam pencanangan Malala Day. Acara ini diselenggarakan untuk mengapresiasi langkah Malala Yousafzai, bocah Pakistan yang ditembak Taliban karena menyuarakan pentingnya pendidikan bagi anak perempuan.

 

Nama Nurul mendunia setelah ia terpilih sebagai wakil Asia Pasifik dalam forum Day of Girl yang juga dihajat PBB tahun lalu. Gadis berusia 16 tahun asal Desa Padang RT 02 RW 01 Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan Jawa tengah ini  menjadi duta untuk kawasan ini dalam program 'Because I Am A Girl' (BIAAG), kampanye yang menyuarakan pentingnya pemberdayaan bagi anak perempuan.

 

Kiprah anak pertama pasangan Pujianto dan Siti Musa’adah ini diawali di desanya. Ia prihatin melihat teman-teman perempuannya jarang yang lulus SMP. "Biasanya hanya sampai maksimal kelas dua SMP mereka keluar, untuk menikah," katanya.

Di kampungnya, anak perempuan yang mencapai usia 17 tahun dan belum menikah sudah dianggap sebagai 'perawan tua'.

Ia dan beberapa temannya di organisasi Persatuan Pelajar Anak Desa Padang (PPADP) melakukan survei kecil-kecilan dan menemukan rata-rata sebanyak 30 anak menikah setiap tahun. Sedang di tingkat kecamatan, angkanya mencapai 67 anak.

"Padahal secara fisik dan mental, mereka belum siap untuk memasuki dunia perkawinan," katanya, di sela-sela acara Forum Anak Nasional yang diselenggarakan di Yogyakarta, 22-26 Juni 2013.

 

Nurul lalu berinisiatif membuat 'koran' untuk menyuarakan pencegahan pernikahan dini, pada tulisan di selembar kertas yang di-lay out mirip koran, namanya 'Koran Selembar.'

"Bersama teman-teman kami melakukan semuanya, mulai dari mencari nara sumber, menuliskan, hingga menyebarkan secara gratis ke rumah-rumah penduduk," kata pengurus Forum Anak kabupaten Grobogan ini.

                                                                                                                                   

Langkah Nurul dikerling Plan Indonesia, yang mengikutsertakan namanya sebagai nominator duta BIAAG dari Indonesia. Tak dinyana, setelah melakukan beberapa penjurian, namanya muncul sebagai pemenang. Bahkan, ia memenangi ajang serupa di tingkat Asia Pasifik.

 

Apa yang akan diungkapkan Nurul di forum Malala Day? Ia mengaku akan menyuarakan kesetaraan pendidikan bagi anak-anak. "Tak hanya kesetaraan laki-laki dan perempuan dalam pendidikan, tapi juga penghapusan kesenjangan kaya-miskin dan kesenjangan fasilitas pendidikan di kota dan di desa," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement