REPUBLIKA.CO.ID, Para pengajar bahasa Sunda di sekolah-sekolah, baik sekolah menengah maupun perguruan tinggi merasa bahwa bahasan pengajaran bahasa Sunda sangat langka dan sulit didapatkan.
Padahal, sebagai bahasa budaya, bahasa Sunda adalah salah satu bahasa budaya yang ada di Jawa Barat terkecuali di sepanjang pantai utara dan Ibu Kota Jakarta.
Kehadiran buku 'Fonologi dan Gramatika Sunda', karya Prof. Dr. Hj. T. Fatimah Djajasudarma dapat dikatakan buku legendaris yang memuat mengenai fonologi sampai dengan gramatika dari struktur sampai dengan kalimat dalam bahasa Sunda. Buku yang dicetak PT Refika Aditama ini sebelumnya mengalami tiga kali terbit.
Pertama diterbitkan dalam edisi bahasa Sunda, kedua diterjemahkan dari edisi bahasa Sunda ke dalam bahasa Indonesia. Edisi bahasa Sunda dua kali diterbitkan, yakni edisi pertama pada 1980 dan edisi kedua pada 1985. Sementara edisi bahasa Indonesia terbit pada 1987 Penerbit Paramaartha.
Buku disusun karena desakan dan dorongan para peminat dan pembelajar bahasa dan budaya Sunda. Di antara mereka ada yang belajar bahasa Suda unyuk kepentingan penelitian, kepentingan berbahasa dan berbudaya daerah di Indonesia.
Buku setebal 174 halaman ini menjadi bahan ke arah penyusunan buku fonologi dan gramatika Sunda yang mutakhir sesuai dengan kemajuan ilmu bahasa (linguistik).
Buku yang dicetak pada April 2013 ini menjadi pendorong bagi mereka yang ingin memahami dan mendalami cara bernalar masyarakatnya. Buku ini terdiri dari tujuh bab. Bab I menjelaskan mengenai unsur unik bahasa Sunda seperti undak usuk 'tingkat tutut, kecap anteuren 'kata antar', dan sistem pengulangan.
Pada Bab II-II, menjelaskan mengenai fonologi dan morfologi Sunda. Di Bab IV-V menjelaskan mengenai kelas kata dan sintaksi. Sementara Bab VI-VII berisi penjelasan mengenai hubungan antarklausa dalam kalimat majemuk dan unsur-unsur kalimat lainnya. Pada intinya, buku ini wajib dimiliki oleh pembaca yang ingin mengetahui bahasa Sunda lebih dalam.