REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin memastikan keakuratan data penerima bantuan langsung sementara masyarakat (BSLM).
Ditemui di Komplek Parlemen Senayan, Senin (24/6), Suryamin menjelaskan asal mula penentuan masyarakat penerima bantuan pemerintah, termasuk BLSM."Kita ini asalnya dari sensus penduduk 2010 yang mencatat jumlah penduduk 237,6 juta orang dengan rumah tangga sekitar 60 juta lebih," ujarnya.
Dari jumlah tersebut, dibuat sebuah modal yang dicocokkan dengan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dan dipadukan dengan besaran pengeluaran. Dari data tersebut, BPS mengurutkan dari pendapatan tertinggi sampai terendah sehingga diperoleh angka 40 persen masyarakat pendapatan terbawah.
"Jadi, ini data dasar yang terpadu untuk digunakan sebagai dasar bagi pemerintah sebagai pengambil kebijakan untuk berbagai program. Baik itu raskin, BSM, maupun BLSM," kata Suryamin.
Oleh karena itu, apabila ada penambahan data di satu desa, Suryamin mengatakan tidak mungkin bertambah atau berkurang secara masif. Misalnya ada 20 kepala keluarga miskin, tidak mungkin melonjak menjadi 50 kepala keluarga.
"Paling ada tambahan satu atau dua orang karena meninggal atau pindah," ujar Suryamin. Lebih lanjut, Suryamin meyakinkan data ini berasal dari sumber yang sangat bagus. Sebab, setelah dilakukan perhitungan dari sisi pendapatan, juga dilakukan verifikasi ulang di lapangan.
"Kita punya by name by address. Kita datangi dan apabila ada penambahan atau pengurangan kita masukkan."