REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjelaskan faktor terjadinya bencana kebakaran dan bencana asap yang terjadi di Riau. Bencana yang tak kunjung berhasil ditangani padahal sudah satu pekan disebabkan beberapa hal. Iklim dan cuaca menjadi cukup berpengaruh dalam bencana tersebut.
"Memang tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Faktor iklim dan cuaca turut berpengaruh," katanya, Senin (24/6).
Pernah, lanjutnya, selama tiga tahun berturut-turut hampir tidak terjadi kejadian yang menonjol dari kebakaran. Ada pula tahun-tahun yang sedang. Tetapi, diakuinya bencana kebakaran dan asap di Riau sangat berat.
"Memang dari faktor cuaca dan iklim memberikan tekanan. Antara lain uap air dari wilayah Sumatra dibawa ke Filipina kemudian suhu yang tinggi juga membuat lahan-lahan gambut mudah terbakar yang semuanya itu memang membuat kasus kebakaran lahan dan produksi asap yang ada di Riau menjadi tinggi," katanya.
SBY mengadakan rapat kabinet terbatas secara mendadak selama hampir tiga jam. Dalam rapat tersebut hadir Wapres Boediono, tiga menko, mendagri, kapolri, panglima TNI, menteri kehutanan, dan kepala BNPB.
Pemerintah telah menetapkan status di Riau menjadi daerah bencana dalam status darurat. Dengan begitu, ada legalitas unsur pemerintah pusat untuk melaksanakan bantuan untuk mengatasi bencana.