REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI -- Suasana arus lalu lintas Kota Bukittinggi, Sumbar, pada libur akhir pekan ini padat dan semrawut akibat pinggir jalan dijadikan tempat parkir kendaraan.
Berdasarkan hasil pantauan langsung di Bukittinggi, Ahad (24/6), arus lalu lintas terlihat padat dan laju kendaraan hanya bisa merayap saat masuk serta ke luar kota.
Kawasan yang padat arus lalu lintas terutama sekitar satu kilometer saat memasuki atau keluar kawasan objek wisata Jam Gadang. Deretan kendaraan roda empat yang parkir pada sisi kiri jalan utama menuju lokasi objek wisata Jam Gadang mencapai ratusan meter, sehingga turut memicu kemacetan dan kesemrawutan.
Kondisi itu menciptakan suasana tidak nyaman bagi wisatawan yang berasal dari dalam dan luar Provinsi Sumatera Barat.
Sejumlah pedagang dadakan juga banyak berjualan di objek wisata, seperti di taman Jam Gadang, sehingga menambah kesemrawutan kawasan kota berhawa sejuk itu.
"Bukittinggi kini benar-benar sudah semrawut. Mana pasar mana objek wisata tidak jelas lagi," kata Yanti, salah seorang wisatawan asal Lubuk Basung.
Di sisi lain kehadiran pedagang di objek wisata memang diinginkan wisatawan, karena tidak repot lagi ke pasar untuk memberi makanan dan air minum.
Namun kata dia, di sisi lain, kehadiran pedagang itu jelas merusak suasana taman yang harusnya nyaman dan aman dikunjungi wisatawan. "Bagaimana pun juga kehadiran pedagang itu dikembalikan ke pemerintah, ditertibkan atau tidak. Yang pasti tempat berjualan berada di pasar, bukan di objek wisata," kata dia.