REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan mahasiswa Universitas Nasional (Unas) menggelar demonstrasi di depan kampus mereka di Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (20/6) malam.
Aksi itu dilakukan sebagai wujud mereka terkait rencana pemerintah mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM). Dari harga semula Rp 4.500, pemerintah bakal menaikkan harga premium menjadi Rp 6.500 dan solar Rp 5.500 per liter.
"Kami menolak kenaikan BBM," teriak koordinator aksi yang diikuti puluhan mahasiswa ketika mengekspresikan aksinya. Sambil berorasi, mereka terus secara lantang menolak kebijakan pemerintah itu karena dampaknya merugikan orang miskin.
Dalam demonstrasi yang dikawal dua petugas keamanan kampus itu, mereka nekad membakar kayu yang diletakkan di tengah jalan. Kegiatan itu semakin merugikan masyarakat umum lantaran memblokir jalan hingga membuat laju kendaraan tersendat. Untungnya, petugas keamanan itu juga cukup responsif dengan mengarahkan pemilik kendaraan bermotor melewati jalur kampus.
Jarak 50 meter dari lokasi demonstrasi, puluhan petugas kepolisian dikerahkan untuk mengantisipasi hal-hal tak diinginkan. Hanya saja, aparat tidak memilih mendekati kampus, dan berkonsentrasi di area minimarket. Bahkan, tidak sedikit polisi yang makan di warung, mungkin kelaparan karena kelamaan menunggu aksi mahasiswa yang sebenarnya melewati jam batas demo.