REPUBLIKA.CO.ID,PEKANBARU--Dinas Kesehatan Provinsi Riau menyiagakan sebanyak 50.000 masker untuk mencegah ragam penyakit akibat kabut asap tebal yang melanda sejumlah wilayah kabupaten dan kota khususnya Ispa.
Pada pukul 08.00 hingga 09.00 WIB, pihak PT Angkasa Pura selaku pengelola Bandara SSK II juga memutuskan untuk menutup sementara opreasional bandara mengingat jarak pandang berada di bawah 800 meter.
"Saat ini, meski belum memiliki data pasti terkait jumlah penderita infeksi saluran pernafasan akut atau Ispa, dapat dipastikan jumlah bisa meningkat. Untuk itu, harus segera diantisipasi, salah satunya dengan membagi-bagikan masker ke masyarakat," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Riau, Zainal Arifin, kepada Antara di Pekanbaru, Kamis.
Sampai saat ini, demikian Zainal, permintaan masker dari dinkes berbagai kabupaten dan kota di Riau terus mengalir dan beberapa kabupaten telah didistribusikan alat pelindung organ pernafasan itu.
"Informasinya, Kota Dumai sama Kabupaten Bengkalis telah didistribusikan masker. Namun jumlahnya saya juga belum tahu pasti," katanya.
Jika memang telah didistribusikan, kata dia, berarti jumlah ketersediaan masker di Dinkes Riau telah berkurang.
Namun Zainal memastikan, ketersediaan sebanyak 50 ribu masker tersebut akan cukup untuk satu pekan kedepan.
"Kalau seandainya kurang, kami telah mengajukan permintaan ke pihak Kementerian Kesehatan melalui Dirjen Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2PL). Mereka siap untuk mendistribusikan masker sesuai dengan permintaan di daerah," katanya.
Kabut asap yang merupakan dampak dari peristiwa kebakaran hutan atau lahan di Provinsi Riau saat ini telah mencemari ruang udara di seluruh kabupaten dan kota di Riau.
Dikarakan, daerah yang paling parah tercemar kabut asap yakni Kota Dumai, Kabupaten Bangkalis, Meranti, Rokan Hulu, Rokan Hilir dan Pelalawan serta Pekanbaru.
Di Kota Pekanbaru, kabut asap juga telah mengakibatkan aktivitas penerbangan di Bandar Udara Sultan Syarif Kasim (SSK) II menjadi terganggu.
Ikuti Whatsapp Channel Republika