REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG--Para nelayan di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, berharap pemerintah memberikan subsidi khusus untuk mereka. Nelayan berisiko menghadapi berbagai dampak jika harga bahan bakar minyak dinaikkan.
Ketua DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Karawang Tarpin Ardinata, Rabu (19/6)mengatakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang akan diputuskan dalam waktu dekat, akan menyulitkan para nelayan tradisional.
Biaya operasional melaut para nelayan sudah pasti akan mengalami peningkatan signifikan setelah kenaikan harga BBM.
Selama ini, para nelayan di wilayah Karawang biasa membeli solar dengan cara eceran, harganya Rp5.500 per liter.
"Sekali melaut untuk perahu tradisional, para nelayan membutuhkan 20 liter solar, padahal penghasilan mereka sekali melaut hanya Rp200 ribu," katanya.
Menurut dia biaya operasional melaut uang tinggi itu akan merugikan nelayan jika hasil tangkapannya tidak maksimal. Apalagi selama ini nelayan masih diberatkan adanya pungutan hasil dan retribusi hasil perikanan.
Ia mengatakan, jika harga BBM naik, para nelayan Karawang menginginkan penghapusan pungutan dan retribusi hasil perikanan. Selain itu pemerintah diminta memberi subdisi khusus bagi mereka.