Selasa 18 Jun 2013 20:06 WIB

Matinya Hati Nurani Pemerintah

Rep: Irfan abdurrahmat/ Red: Citra Listya Rini
Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).   (ilustrasi)
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Teriakan penolakan atas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi masih terus menggema di Bekasi, Jawa Barat hingga hari ini, Selasa (18/6). 

"Hati nurani pemerintah sudah mati," kata-kata kemarahan tersebut terus digaungkan oleh beberapa elemen mahasiswa Universitas Islam 45 (Unisma).

Arus lalu lintas di Jalan Cut Meutia ditutup oleh 30 pengunjuk rasa. Aksi pemblokiran jalan pun tak terhindarkan. Enam buah ban mobil terlihat dibakar oleh elemen mahasiswa pengunjuk rasa.

Satu rambu lalu lintas pun terlihat rubuh ditanggalkan oleh massa. Ahmad Lauhir (21 tahun), pengunjuk rasa mengatakan sikap pemerintah yang jadi menaikkan harga BBM ini sebagai bentuk pengkhianatan kepada rakyat.

"Menaikkan harga BBM hanya sebagai bentuk tekanan asing terhadap pemerintah," ujar Ahmad kepada Republika. 

Arus lalu lintas di sekitar Jalan Cut Meutia terjadi penumpukan akibat adanya aksi unjuk rasa malam ini. Kepala Unit (Kanit) Turjawali Kepolisian Resort Metro Bekasi Kota, Ajun Komisaris Polisi Suryono mengatakan, ada pengalihan arus yang dilakukan untuk menghindari penumpukan kendaraan.

"Kendaraan dari arah Jalan Chairil Anwar yang hendak menuju Jalan Cut Meutia dialihkan menuju Jalan Kartini," kata Suryono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement