Selasa 18 Jun 2013 17:57 WIB

Disperindagkop: Harga Sembako Naik Tak Terkait BBM

Pedagang berjualan sembako di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Pedagang berjualan sembako di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menegaskan kenaikan harga bahan kebutuhan pokok tidak terkait dengan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi.

"Kenaikan harga pada sejumlah kebutuhan pokok karena faktor cuaca, bukan karena BBM (bahan bakar minyak) yang akan naik harganya," kata Kasi Pengawasan Perdagangan Dalam dan Luar Negeri Disperindagkop Bantul Subaryoto di Bantul, Selasa (18/6).

Menurut dia, berdasarkan pantauan harga di sejumlah pasar tradisional setempat, harga kebutuhan pokok bervariasi, ada yang masih stabil namun ada juga yang mengalami kenaikan dibanding hari sebelumnya.

Ia menyebutkan, harga minyak goreng stabil pada kisaran Rp 9.000 per liter untuk jenis curah, kemudian jenis kemasan rata-rata Rp 11.500, tepung terigu justru ada penurunan dari sebesar Rp 7.500 menjadi Rp 7.000 per kilogram.

Sementara itu, menurut dia, harga yang mengalami kenaikan yakni beras kualitas menengah yang mengalami kenaikan antara Rp 50 sampai Rp 100 per kilogram, kemudian berbagai sayuran juga naik rata-rata Rp 100 sampai Rp 500 per kilogram. 

Kemudian, berbagai komoditas seperti cabai rawit merah dari Rp 24.000 menjadi Rp 30.000 per kilogram, bawang merah dari sebesar Rp21.000 menjadi Rp25.000 per kilogram, kemudian daging sapi dari Rp 92.000 menjadi Rp 93.000 per kilogram.

"Cuaca yang masih sering hujan membuat produksi tidak maksimal, seperti cabai dan bawang merah itu yang seharusnya saat ini diproduksi di wilayah Sanden dan Srandakan, namun karena cuaca produksinya jadi terhambat," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement