REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA -- Memasuki musim kemarau, hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi masih kerap melanda sejumlah daerah di wilayah Cirebon. Berbagai fenomena alam pun harus diwaspadai, termasuk terjangan angin puting beliung.
‘’Sekarang memang sedang terjadi anomali (penyimpangan) cuaca,’’ ujar Kepala Badan Meteorologi, Geofisika, dan Klimatologi (BMKG) Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Pujiono, kepada Republika, Selasa (18/6).
Pujiono menjelaskan, pada Juni–September 2013, daerah-daerah di wilayah Cirebon mestinya sudah masuk musim kemarau. Namun, akibat anomali cuaca yang melanda Indonesia, hujan pun masih sering turun.
Menurut Pujiono, kondisi tersebut diprediksi akan berlangsung hingga Agustus 2013. Dia menerangkan, anomali cuaca itu disebabkan masih tingginya suhu udara di perairan Indonesia.
Pujiono menambahkan, dalam kondisi anomali cuaca seperti sekarang, maka masyarakat harus mewaspadai berbagai fenomena alam. Seperti misalnya terjangan angin puting beliung, hujan deras, sambaran petir, maupun gelombang tinggi di laut.
‘’Itu akibat masih adanya pengaruh awan cumulus nimbus,’’ kata Pujiono.
Seperti diketahui, terjangan angin puting beliung melanda Desa Sangkanherang, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan, Senin (17/6). Akibat bencana tersebut, sedikitnya 150 rumah warga di desa tersebut rusak, satu mushala dan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) setempat juga rusak pada bagian atapnya.