Senin 17 Jun 2013 22:19 WIB

Keluarga Mahasiswa ITB Tolak Kenaikan Harga BBM

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Mansyur Faqih
 Aksi unjuk rasa buruh menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) berlangsung hingga malam hari di depan Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (17/6).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Aksi unjuk rasa buruh menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) berlangsung hingga malam hari di depan Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (17/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah perwakilan mahasiswa yang menamakan diri Keluarga Mahasiswa ITB mendatangi Kompleks Parlemen Senayan. Mereka datang untuk menyatakan sikap menolak rencana pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi. "Kenaikan harga BBM akan berdampak besar terhadap kehidupan masyarakat kelas menegah ke bawah," kata juru bicara Keluarga Mahasiswa ITB, Edwin Haeckal, Senin (17/6).

Ia menyatakan, rencana pemerintah menaikan BBM tidak tepat. Menurutnya defisit keuangan negara yang mesti diatasi dengan melakukan efisiensi belanja pegawai birokrasi. "Pemerintah semestinya mengurangi belanja pegawai dan mengoptimalkan penerimaan negara dari sektor pajak," ujar Edwin.

Sementara itu anggota Fraksi PDI Perjuangan, Maruarar Sirait yang menyatakan siap menyampaikan aspirasi para mahasiswa itu di sidang paripurna. Menurut pria yang akrab disapa Ara ini, aspirasi mahasiwa mewakili aspirasi mayoritas masyarakat Indonesia. "Saat ini mereka dan masyarakat tengah berdemo menolak kenaikan BBM di depan Gedung DPR," katanya.

Anggota Komisi XI DPR ini mengapresiasi semangat dan keprihatinan para mahasiswa yang bersatu padu memperjuangkan nasib rakyat. Dia berjanji fraksinya akan berkomitmen berjuang mendorong kebijakan prorakyat. "Kami menolak kenaikan harga BBM dengan usul alternatif yang lebih baik," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement