REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dukungan agar Polri bisa mengizinkan para petugas polisi wanita (polwan) mengenakan jilbab terus mengalir. Bahkan, para pemuka agama selain islam pun ikut memberikan dukungan.
Pengurus Pusat Majelis Agama Budha Theravada Indonesia, Romo Sumedho mengatakan pihaknya tidak merasakan keberatan jika ada polwan muslim yang mengenakan jilbab.
"Justru malah bagus," kata Sumedho. Menurutnya, polwan yang mengenakan jilbab itu berarti sang polwan agamis, bisa melaksanakan ibadah dengan lebih baik.
"Saya sangat setuju jika ada polwan yang mengenakan jilbab di Indonesia," ujar Sumedho. Ia membayangkan jika ada pemeluk budha yang ibadahnya dikekang, juga akan memperjuangkannya.
Sumedho juga menyayangkan jika memang polri melarang pengenaan jilbab pada para polwan. Walaupun sang polwan tersebut beragama islam, namun ia yang beragama budha ingin mendukung kebebasan melaksanakan ibadah.
Sumedho menilai kebebasan melaksanakan ibadah sesuai dengan agama yang dipercaya, dijamin haknya oleh Undang-Undang. Sedangkan aturan seragam itu hanya pimpinan polisi saja yang membuat, menurutnya jelas aturan undang-undang lebih tinggi.
Sumedho sepakat jika kapolri akan melakukan perubahan pada aturan berseragam polwan tersebut dan mengizinkan apabila ada polwan yang ingin mengenakan jilbab saat berdinas.
"Jilbab itu tidak mengganggu pekerjaan polwan maupun tugas perempuan lainnya," Sumedho menegaskan.
Ia melihat perempuan memakai jilbab sudah wajar di Indonesia. Di instansi lain, para wanita karier juga sudah banyak yang mengenakan jilbab.