Jumat 14 Jun 2013 17:37 WIB

Kematian Unggas Mendadak Resahkan Warga Subang

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Pedagang Unggas membersihkan ayam sebelum menjual ke pasar, di kawasan Jakarta Timur, Jumat (11/1). (Republika/Adhi Wicaksono)
Pedagang Unggas membersihkan ayam sebelum menjual ke pasar, di kawasan Jakarta Timur, Jumat (11/1). (Republika/Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG--Sejumlah warga di Kampung Cikelenting, Kecamatan Cipeundeuy, resah. Alasannya, sejak sepekan terakhir, ada kasus kematian unggas secara mendadak.

Warga khawatir, kematian ini menyebabkan kasus flu burung. Mengingat, sampai saat ini wilayah tersebut sering diguyur hujan deras.

Enang Suhayat (56 tahun), warga setempat, mengatakan, kematian unggas saat masih ada hujan, patut diwaspadai. Sebab, khawatir membawa virus flu burung. Karena itu, warga di kampung ini menjadi resah akibat kematian unggas tersebut.

"Sekarang itu kasus flu burung lagi heboh, makanya kami ketakutan," ujar Enang, kepada sejumlah wartawan, Jumat (14/6). Enang, menyebutkan, matinya berbagai hewan ternak unggas di kampungnya telah berlangsung sejak sepekan terakhir.

Unggas yang mati itu merupakan ayam kampung dengan variasi umur milik sejumlah warga. Berdasarkan keterangan, unggas yang mati sudah berjumlah 60 ekor.

Kemungkinan, jumlahnya akan terus bertambah. Sebab, kematian unggas ini cepat menular ke unggas lainnya. Bahkan, hingga kini masih ada beberapa ayam miliknya maupun tetangganya yang terlihat sakit.

Tanda-tanda kematian unggasnya hampir mirip dengan unggas yang terserang virus mematikan tersebut.

Sudrajat (38 tahun), warga lainnya, mengatakan, warga tak mengetahui unggas siapa yang mati duluan, yang jelas setiap harinya selalu ada unggas yang mati mendadak.

Unggas yang mati itu, kemudian dikuburkan oleh pemiliknya. Supaya, tidak dimakan binatang lain serta tidak mengeluarkan aroma busuk dari bangkainya. "Ayam milik saya yang mati sampai 20 ekor. Matinya tidak sekaligus, tapi setiap hari ada," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement