REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Direktur Utama Metro TV Surya Paloh mengatakan pers memiliki tanggung jawab profesional untuk memberitakan kebenaran secara apa adanya, termasuk mengenai kondisi bangsa dan negara.
"Di era yang bebas dan bertanggung jawab saat ini, apakah pers sudah melakukan pemberitaan secara benar terhadap kondisi bangsa?" kata Surya Paloh di Nusa Dua, Bali, Kamis.
Surya Paloh menjadi salah satu pembicara dalam sesi pertama Pertemuan Puncak Pemimpin Redaksi se-Indonesia. Sesi yang dipandu Pemimpin Redaksi LKBN Antara Akhmad Kusaeni itu bertema "Membangun Kelompok Media Sebagai Pendorong Perekonomian".
Surya mencontohkan saat pemerintah menyampaikan keberhasilan atau capaian yang sudah dilakukan, media harus mencari tahu apakah yang dikatakan itu benar atau tidak.
"Kalau memang itu yang terjadi, tentu perlu diapresiasi. Namun kalau kenyataannya tidak seperti itu, pers harus memberitakan yang sebenarnya. Itu merupakan tanggung jawab profesional pers, termasuk pemimpin redaksi," katanya.
Surya menyatakan setuju dengan pernyataan Ketua Forum Pemimpin Redaksi Wahyu Muryadi bahwa pemred merupakan jabatan tertinggi di keredaksian dan tidak bisa diintervensi siapa pun, termasuk pemilik media.
"Itu tepat sekali. Namun dalam prakteknya, posisi pemred tak semudah itu. Bisa saja pemred digeser ke bagian pemasaran," ujarnya.
Menurut Surya, dinamika antara redaksi dan pemilik modal adalah bagian dari industri pers yang saat ini telah menjadi sebuah lembaga bisnis.
Dalam diskusi panel itu, selain Surya Paloh, pembicara lain adalah CEO Kompas Gramedia Grup Agung Adiprasetyo, pemimpin grup media Jawa Pos, Komisaris Tempo Fikri Jufri dan Direktur Utama SCTV Sutamto Hartono.