Rabu 12 Jun 2013 20:38 WIB

Ungkapan Polwan dan Wanita TNI Soal Larangan Jilbab

Sejumlah anak berjilbab mengenakan seragam Polwan mengikuti kegiatan Lomba Polisi Cilik  dalam rangka Hari Bhayangkara ke-67 di Blok M Square, Jakarta Selatan, Sabtu (8/6).
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah anak berjilbab mengenakan seragam Polwan mengikuti kegiatan Lomba Polisi Cilik dalam rangka Hari Bhayangkara ke-67 di Blok M Square, Jakarta Selatan, Sabtu (8/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kontroversi soal aturan Kapolri yang melarang polisi wanita (polwan) berjilbab mendapat reaksi dari Wadah Silaturahim Muslimah Wanita TNI-Polwan.

Dalam suratnya kepada Harian Republika, edisi Rabu, 12 Juni 2013, seorang perwakilannya yang bernama Flora Eka Sari mengungkapkan protesnya terhadap larangan tersebut.

"Apa yang menjadi diskusi diantara masyarakat dan anggota wanita TNI dan polwan adalah sesuatu yang sulit untuk dibicarakan, yaitu kebolehan menggunakan jilbab bagi wanita TNI dan polwan.

Lingkup pekerjaan luas yang membutuhkan rasa aman, penjagaan fitrah disertai sikap profesional dalam bertugas tentu tidak terhalangi oleh jilbab. Pendidikan taruni wanita TNI, penanganan narkoba, penjaga ketertiban berlalu lintas, sampai penugasan ke luar negeri merupakan bagian tugas insan pada kedua institusi tersebut. 

Jati diri dan profesionalitas adalah harga diri suatu bangsa. Dan, hal itu lebih mulia jika diisi dengan nilai ketakwaan. Alquran, pancasila, dan UUD 1945 serta nilai yang terkandung dalam Sapta Marga dan Tribrata harus dihormati kedua institusi besar itu. 

Percayalah, justru sejarah telah membuktikan dengan nilai religiusitas yang tinggi, TNI dan Polri dapat menjaga pertahanan dan keamanan negara."

sumber : Harian Republika, Rabu (12/6)
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement