REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pelatihan anti-teror yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di Yogyakarta bertujuan untuk mencegah aksi terorisme di daerah.
Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT, Agus Surya Bakti, mengatakan pencegahan terorisme di daerah sangatlah penting. Karena jaringan teroris tidak hanya berkembang di pusat tapi juga menyebar ke berbagai daerah.
Selain itu, Agus menyampaikan target para teroris saat ini bukan hanya kepentingan asing. Melainkan juga kepentingan nasional seperti pemerintah dan tokoh-tokoh yang dianggap berseberangan dengan keyakinan mereka.
"Bahkan dari segi motif bukan hanya sekedar ideologis tapi sebagian juga bermotif balas dendam kepada aparat keamanan," kata Agus di Yogyakarta, Rabu (12/6).
Ia menambahkan para teroris tersebut juga bergerak secara diam-diam di tengah masyarakat. Sehingga, pergerakan mereka dinilai membahayakan masyarakat.
Agus mengimbau agar semua pihak termasuk masyarakat meningkatkan kewaspadaan ancaman terorisme. "Masyarakat harus meningkatkan kepekaan dan kewaspadaan lingkungan," imbaunya.
Misalnya, tamu yang datang ke lingkungan 1x24 jam harus lapor RT/RW. Para pemilik kontrakan, indekos, dan penginapan juga harus memastikan identitas penghuninya dan apabila mencurigakan dapat dilaporkan ke kepolisian.
Di Yogyakarta, BNPT memberikan pelatihan anti teror kepada pengurus Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT). Pelatihan ini diikuti sekitar 80 pengurus FKPT dari 10 provinsi yakni, Kalimantan Selatan, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Maluku.