REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kantor LSM Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) didemo ratusan massa. Mereka menuduh Kontras telah membela kepentingan kelompok separatis yang mendukung kemerdekaan Papua.
Koordinator Kontras, Haris Azhar membantah tuduhan tersebut. Dia menegaskan, Kontras hanya fokus pada isu-isu tindak kekerasan, siapa pun pelakunya.
"Kita sering dialamatkan mendukung kemerdekaan Papua. Padahal isu pemisahan negara itu bukan wilayah kita, yang kita peduli itu jika ada yang dibunuh dan disiksa," katanya menegaskan.
Hal ini terkait tudingan Front Pemuda Merah Putih yang mengatakan pernyataan Kontras yang menuduh aparat TNI melakukan penembakan warga sipil di kawasan PT Freeport merupakan sebuah pembangkangan terhadap negara.
Pernyataan Kontras tersebut, menurut mereka, secara tidak langsung telah memihak kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang menurut mereka adalah musuh negara.
OLeh sebab itu, dia menegaskan pihaknya sama sekali tidak mendukung TNI. Kontras, kata dia, bahkan selalu melakukan koordinasi dengan pihak TNI. "Kita tidak bela ini tentara, ini separatis. Kita jelas menolak tindak kekerasan terhadap warga sipil," ujarnya.
Menurut Hariz, massa meminta agar Kontras berhenti mengkritisi pemerintah. Namun, dia menolak permintaan tersebut. Menurut dia, LSM tetap bertugas mengkritik pemerintah apabila kebijakan yang dibuat telah merugikan rakyat.