REPUBLIKA.CO.ID,Bagaimana bangsa ini sudah dihina oleh bangsa lain tergambar saat Belanda menjajah Indonesia. Hari ini di 1860, dengan semena-mena residen Belanda Frederik Nicolaas Nieuwenhuijzen mengumumkan kerajaan Banjar di Kalimantan dihapus dan dianggap tidak ada.
Pengumuman resmi ini menyusul diberhentikannya Sultan Tamjid Allah II bin Pangeran Sultan Muda Abdur Rahman sebagai sultan Banjar. Sultan ini sebelumnya dilantik oleh pemerintahan Hindia-Belanda dan bertentangan dengan wasiat Sultan Adam, raja Banjar pendahulunya.
Sultan Tamjid sebagai raja ternyata memperoleh gaji 12.000 gulden dari Belanda dan berasal dari tambang emas yang justru milik rakyat Banjar. Sultan ini didukung Belanda karena ia meminta bantuan saat perebutan tahta dengan saudara-saudaranya. Setelah diberhentikan, oleh Nieuwenhuijzen, Sultan Tamjid malah dibuang ke Bogor dan semua wilayah kerajaan Banjar diambil alih oleh Belanda.
Rakyat Banjar menolak Belanda dan mereka tetap mengakui ada pemerintahan darurat/pelarian yang baru berakhir pada 24 Januari 1905. Namun sejak 24 Juli 2010, Kesultanan Banjar hidup kembali dengan dilantiknya Sultan Khairul Saleh.