Senin 10 Jun 2013 16:41 WIB

Kehadiran LCGC Akan Menambah Kemacetan di 50 Kota di Indonesia

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi kemacetan.
Foto: Antara
Ilustrasi kemacetan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memperkirakan hadirnya mobil murah dan ramah lingkungan (low cost and green car/ LCGC) akan menambah kemacetan di 50 kota di Indonesia seperti DKI Jakarta, Surabaya, sampai Medan. Namun kemacetan di kota-kota itu hanya sedikit dari dari lebih dari 500 kota atau kabupaten yang ada di Indonesia.

Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kemenperin Indonesia, Budi Darmadi mengakui adanya LCGC  dapat menambah kemacetan. “Mungkin hanya 50 kota atau kabupaten seperti Jakarta yang semakin macet, sedangkan jumlah kota dan kabupaten yang ada di Indonesia kan banyak yaitu lebih dari 500 kota atau kabupaten,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Senin (10/6).

Dia mencontohkan, ketika dirinya berada di Temanggung, Jawa Tengah, dan Jambi ternyata kondisinya lancar. Apalagi, dia melanjutkan, masyarakat yang nantinya membeli LCGC tidak hanya berasal dari Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi (Jabodetabek), melainkan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. Dia mengungkap fakta bahwa ternyata 80 persen penjualan mobil berasal dari luar Jabodetabek.

Selain itu, tambah Budi, masyarakat membutuh kendaraan. Apalagi seiring dengan meningkatnya kelas menengah, maka tingkat konsumsi semakin besar, termasuk kebutuhan konsumsi mobil.

“Nah, momen kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) ini pas (dengan hadirnya LCGC),” ucapnya.

Budi menuturkan, LCGC merupakan kendaraan yang hemat BBM. Dia menyebutkan, LCGC nantinya hanya membutuhkan konsumsi BBM satu liter untuk 20 kilometer. Dia menjelaskan, rancangan mengenai LCGC kini telah diselesaikan. Namun untuk referensi harga LCGC, pihaknya masih melakukan harmonisasi dengan kementerian-kementerian lain, termasuk Kementerian Perdagangan (Kemendag) Indonesia.

“Karena harga ditentukan keamanan dan teknologi. Kami tidak mau membatasi teknologi,” katanya. Dia berharap referensi harga yang mencakup pertimbangan teknologi, komponen, dan inflasi itu dapat diselesaikan bulan ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement